Yohanes 17:11”Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.”
Renungan ini merupakan sequel kedua yang melanjutkan renungan bertajuk “One for All & All for One” (Beach Newsletters edisi perdana Juli 2015). Masih berkaitan dengan tugas misi mengemban Amanat Agung Penginjilan (Matius 28:18-20) untuk edisi kedua ini kita membahas penggalan dari doa Tuhan Yesus dalam Injil Yohanes 17 yakni ayat 11. Doa ini jauh lebih panjang dari doa yang Ia ajarkan kepada para murid-Nya di Injil Matius 6:9-13, “Doa Bapa Kami”. Dalam doa yang sangat dalam dan bersifat amat personal karena merupakan percakapan antara Tuhan Yesus dengan Bapa-Nya ini, kita bisa belajar tentang esensi doa maupun implikasinya dalam kehidupan kita.
Doa ini merupakan doa “terakhir” Tuhan Yesus kepada Allah Bapa sebelum Ia menjalani “Via Dolorosa” (jalan menuju ke salib di Golgota). Di awal ayat 11 Kristus mengatakan bahwa sebentar lagi Ia tidak ada lagi di dalam dunia karena akan kembali kepada Bapa. Sementara itu para murid-Nya tetap berada di dunia. Maka doa ini juga merupakan doa yang Kristus naikkan sebagai permohonan penyertaan serta pemeliharaan bagi para murid-Nya yang masih ada di dunia.
Dan salah satu bagian pokok doa Tuhan Yesus adalah “..supaya mereka menjadi satu..” yang menjadi tema dari renungan bertajuk “If All Were One” (Seandainya Mereka Menjadi Satu) ini. Doa ini masih relevan sampai sekarang dan menjadi bagian integral dengan setiap kita yang secara praktis juga adalah murid-murid Kristus, walau kita tidak termasuk dalam kelompok elite kedua-belas murid pertama (Matius 10:2-4). Itu sebabnya ada hamba Tuhan yang mengatakan bahwa doa Tuhan Yesus bagian ini (baca:..supaya mereka menjadi satu..) adalah doa yang masih terus didoakan oleh Kristus sampai saat ini. Alasannya sederhana saja yaitu:”Karena sampai sekarang para murid Tuhan Yesus yang sudah berkembang dan disebut sebagai “gereja” (=Tubuh Kristus) BELUM menjadi satu.
Gereja (bukan gedung atau denominasi tetapi orang/person-nya) sebagai representasi perwujudan murid Kristus di dunia masih belum bersatu untuk mengerjakan misi Amanat Agung Tuhan Yesus. Kita masih melakukan misi secara sporadis dan over-lapping satu sama yang lain. Sebagian kita bahkan seolah berlomba dan bersaing seperti dalam kompetisi pada sebuah pertandingan olahraga. Berusaha untuk menang dan tidak perduli dengan peserta lain yang sedang ikut dalam kompetisi tersebut apalagi bekerja sama dengan mereka.
Itu sebabnya, kami dari Yayasan Bahtera Indonesia Cerah dengan semangat untuk menjadi saluran berkat (Be A Chanel) yang diakronim sebagai “Be-A-Ch” ingin mengajak segenap murid Kristus di Indonesia (bahkan di mana pun anda berada) untuk bekerja sama mengerjakan misi Amanat Agung Kristus ini. Mari kita menjalin kerjasama dan saling bergandeng tangan, bahu membahu dalam mengerjakan misi yang Tuhan Yesus mandatkan bagi kita. Mari kita melihat yang utama (esensi misi) dan mengabaikan yang tidak utama (al. Tradisi) serta mengesampingkan perbedaan-perbedaan yang relatif (bukan suatu hal yang mutlak, misalnya: Denominasi/Institusi) demi mensukseskan pelaksanaan misi ini.
Mari kita hindarkan dan jauhkan setiap peluang yang dapat membuat benturan atau pertikaian di antara kita (ambisi, emosi) agar kita bisa lebih fokus untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada di hadapan kita.
Mari kita berupaya membuat solusi untuk mengatasi setiap masalah demi menuntaskan misi ini dan bukan malah membuat pekerjaan misi yang suci ini jadi terkontaminasi.
Saya mengakhiri renungan ini dengan mengutip syair sebuah lagu anak-anak berjudul “If All Were One” sbb:
“If All Were One” (by Mother Goose)
If all the seas were one sea,
What a great sea that would be!
If all the trees were one tree,
What a great tree that would be!
If all the axes were one axe,
What a great axe that would be!
If all the men were one man,
What a great man he would be!
And if the great man took the great axe,
And cut down the great tree,
And let it fall into the great sea,
What a great splash-splash that would be!
Terjemahan bebasnya adalah:
Seandainya semua samudra menjadi satu betapa besarnya samudra itu. Seandainya semua pohon menjadi satu betapa besarnya pohon itu. Seandainya semua kapak menjadi satu, betapa besarnya kapak itu. Seandainya semua manusia menjadi satu, betapa besarnya manusia itu. Dan, seandainya manusia yang besar itu, mengambil kapak yang besar itu, lalu memotong pohon yang besar itu Lalu menjatuhkan pohon itu ke samudra yang besar itu Betapa besarnya suara yang ditimbulkannya.
Mengkaji syair lagu anak-anak ini seraya sekaligus menghayati perkataan Tuhan Yesus dalam doa-Nya di Yohanes 17:11”..supaya mereka menjadi satu..” maka saya pun berandai-andai :”Akh, seandainya kita semua bersatu, lalu mengerjakan Amanat Agung dari Tuhan Yesus yang satu itu, maka betapa besarnya dampak yang terjadi…” Amin.
(dari BeACh News edisi 02 Tahun 2015).