A Sense of Mission

by Pdt. dr. Robby Moningka, S.Th., M.A.Th..
16 Maret 2021
“Memiliki kepekaan untuk fokus mengerjakan misi sesuai perintah Tuhan”

Judul renungan ini saya “pinjam” dari seorang rekan hamba Tuhan (Rev. Laven Shunmugam) gembala dari Christian Reformed Church of Sydney. Ia menulis tentang sebuah ilustrasi yang ia baca dalam renungan pagi mengenai seorang anak laki-laki yang disuruh membeli roti untuk sarapan pagi. Ibunya berpesan agar ia segera pergi dan kembali secepatnya sambil memberikan uang pada si anak. Anak tersebut menerima uang dan menaiki sepedanya lalu bergegas ke toko roti. Namun ditengah perjalanan ia bertemu temannya yang baru mendapat sepeda baru lalu mengajaknya bermain dengan sepeda baru itu sehingga anak itu lupa dengan “misi” yang diperintahkan oleh ibunya yakni membeli roti.

Cerita tersebut mengingatkan setiap kita sebagai murid yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus untuk melakukan misi memberitakan Injil (Matius 28:18-20). Dan seharusnya setiap kita mengerjakan misi dengan fokus dan tidak terpengaruh dengan hal-hal yang bisa membuat kita lupa dan lalai dengan tugas misi tersebut. Bagi seorang hamba Tuhan, kesibukan di gereja (mempersiapkan khotbah, mengunjungi jemaat yang sakit, rapat membahas program bersama majelis, menggalang dana pembangunan gedung gereja dsb) bisa mengalihkan fokus pelayanan misi nya. Bagi seorang bapak sebagai kepala keluarga, kesibukan mencari nafkah bagi keluarga (bekerja di kantor atau berusaha dalam bisnis) maupun membina kehidupan bersama istri dan anak-anak juga bisa mengalihkan fokus misi baginya. Memang semua kesibukan yang kita kerjakan tersebut bukanlah hal yang salah apalagi jahat, namun semua kesibukan tersebut (apapun bentuk/istilah/nama-nya) bisa berpotensi menjadi “salah” dan “jahat” apabila membuat setiap kita kehilangan kepekaan (sense) terhadap misi! Tuhan Yesus memberikan kita teladan dimana Ia tetap fokus pada misi yang Ia emban dari Allah Bapa yaitu untuk menyelamatkan kita umat-Nya. Yesus Kristus fokus dan melaksanakan misi-Nya dengan tuntas meski harus menderita sampai mati di salib di bukit Kalvari. Ia tidak tergoda oleh cobaan Iblis atau pun sanjungan orang-orang yang ingin mengalihkan Dia dari misi-Nya. Sekarang Tuhan Yesus mengutus setiap kita untuk melanjutkan misi tersebut dan kita pun harus fokus terhadap misi dari Tuhan ini. Kita bukan dari dunia ini tapi kita diutus ke dunia untuk menjalankan misi memberitakan Injil Kristus. Kita harus memelihara kepekaan terhadap misi ini dan terus fokus mengerjakannya dengan sungguh dan serius.

Kami di Yayasan Bahtera Indonesia Cerah, bersyukur karena Tuhan memberikan beban untuk tetap fokus mengerjakan misi walaupun dalam keterbatasan daya mau pun dana. Kami pun bersyukur karena Tuhan telah menggerakkan bapak, ibu dan saudara/i untuk ikut mendukung misi yang kami kerjakan baik dalam doa, daya maupun dana. Puji Tuhan!

Marilah kita mengerjakan tugas misi dari Tuhan Yesus ini dengan terus fokus dan semangat menjelang hari Tuhan yang semakin mendekat. Sehingga apabila kita bertemu dengan Tuhan maka Ia akan menyambut kita seraya berkata:”Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba-Ku yang setia;engkau telah setia dalam perkara kecil..Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” Amin!

(dari BeACh News edisi 04 Tahun 2016)
Marilah bersama-sama bergabung dalam lingkaran doa orang percaya untuk mendoakan sesama, keluarga, bahkan musuh kita sekalipun. Kita juga mendoakan untuk lingkungan dan negara kita.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.bahteraindonesiacerah.or.id | Bahtera Indonesia Cerah Copyright 2021. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design