Bagian firman Tuhan ini menceritakan kisah peperangan antara bangsa Israel dengan bangsa Aram (Syria). Bangsa Aram baru saja dikalahkan oleh bangsa Israel dan kemudian sejumlah pegawai dari Raja Aram (Benhadad) datang menghadap. Mereka memberikan alasan mengapa pasukan Aram kalah yaitu karena mereka berperang di atas gunung. Sekaligus mereka memberikan usulan sebagai solusi agar pasukan Aram bisa mengalahkan bangsa Israel. Penjelasan mereka adalah bangsa Israel menang karena Allah Israel adalah Allah gunung. Jadi bila mau mengalahkan bangsa Israel maka mereka harus berperang di tanah datar (dataran atau lembah) dan BUKAN di gunung!
Di sini kita melihat kesalahan pemikiran dari bangsa Aram yaitu mereka berpikir bahwa Allah bangsa Israel adalah Allah yang hanya ada di gunung. Jadi untuk bisa mengalahkan bangsa Israel, mereka harus berperang di tanah datar (dataran/lembah) karena di sini Allah bangsa Israel tidak ada!
Argumen ini ternyata keliru dan berdampak fatal, karena bangsa Aram kembali mengalami kekalahan bahkan lebih parah daripada sebelumnya. Dari peristiwa ini kita belajar bahwa konsep pemikiran yang salah terhadap Allah dan dilanjutkan dengan tindakan berdasarkan kesalahan pemikiran tersebut bisa berdampak fatal dalam kehidupan manusia. Kita harus berhati-hati dalam menafsirkan firman Tuhan apalagi membangun doktrin/ajaran berdasarkan pemahaman firman yang keliru. Dari bagian ini kita memperoleh pengajaran bahwa Allah kita adalah Allah yang bukan hanya ada bersama kita saat kita “di gunung”(=situasi yang baik dan berkelimpahan). Allah kita pun ada bersama dengan kita saat kita ada “di lembah”(=situasi yang sulit dan penuh pergumulan!). Pemazmur mengatakan bahwa “…Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,… Engkau besertaku….”(Mazmur 23:6). Allah kita menurut Pemazmur adalah seperti gembala yang baik yang bukan hanya membawa kita ke padang dengan rumput hijau dan air tenang. Allah kita juga menyertai kita ketika sekalipun kita sedang berjalan melewati lembah kekelaman! Allah kita bukan hanya Allah yang memberkati kita dengan segala kebaikan dan kelimpahan. Allah juga menyertai bahkan memberikan kekuatan serta pertolongan ketika kita berada dalam kesulitan dan kesusahan.
Allah Bapa mengutus Allah Anak (Yesus Kristus) ke dunia untuk menyelamatkan kita umat-Nya dari dosa. Tuhan Yesus menyerahkan Nyawa-Nya disalib menggantikan kita manusia yang berdosa. Puji Tuhan! Allah sangat mengasihi dan amat mempedulikan kita khususnya tatkala kita menghadapi pergumulan. Syair sebuah pujian berkata: ”Allah mengerti..Allah peduli segala kesusahan yang kita hadapi…Tak akan pernah dibiarkannya kubergumul sendiri..sebab Allah peduli..”
Jangan tertipu oleh setan yang mengatakan bahwa Allah tidak peduli dan membiarkan kita ketika kita sedang susah. Allah yang kita percaya dalam Kristus Tuhan dan Juruselamat kita adalah Allah yang sangat peduli terhadap segala pergumulan yang kita hadapi. Karena Allah kita adalah Allah di gunung dan sekaligus Allah di lembah. Di tahun 2018 ini kita mungkin mengalami berbagai dinamika suka dan duka serta berbagai pergumulan dalam perjalanan hidup kita. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kita tetapi kita tahu dengan pasti bahwa Allah pasti menyertai dan memberkati kita apapun yang terjadi. Saya mengakhiri renungan ini dengan mengutip syair sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Lynda Randle berjudul God on the mountain sebagai berikut “Life is easy when you’re up on the mountain. And you’ve got peace of mind like you never known. But things change when you’re down in the valley. Don’t lose faith for you are never alone. For the God on the mountain is the God in the valley. When things go wrong, He’ll make them right. And the God of the good times is the God of the bad times. The God of the day is still God in the night..” (Hidup itu mudah kalau kita ada di atas gunung dan pikiran kita tenang dan damai.Tapi segala sesuatu berubah ketika kita berada di lembah. Jangan hilang iman karena kita tidak pernah sendiri. Sebab Allah yang ada di atas gunung juga adalah Allah yang ada di lembah. Saat semua menjadi salah/susah, Allah akan memulihkan semuanya jadi baik. Allah yang ada pada waktu siang hari juga adalah Allah yang tetap ada di malam hari). Selamat tahun baru 2018 Kiranya Tuhan memberkati kita sekalian. Amin
Catatan Penulis: Renungan ini ditulis berdasarkan pergumulan ketika penulis sedang sakit dan dirawat di ruang isolasi di RS Dr Kandou Manado pada awal bulan November 2017. Dalam kondisi sedang “sekarat” dengan dua selang infus di kedua lengan, harus memakai masker oxygen dan alat cuci darah terpasang di dada (untuk menjalani proses cuci darah dua kali seminggu) penulis menerima ayat 1 Raja-raja 20:23 dari seorang rekan hamba Tuhan. Puji Tuhan ayat firman Tuhan tersebut memberikan kekuatan bagi penulis sehingga bisa melewati masa kritis. Penulis bisa berobat lebih lanjut ke Jakarta dan kemudian ke Sydney sehingga saat ini sudah dipulihkan Tuhan dan tidak perlu cuci darah lagi, meski fungsi ginjal masih harus dikontrol secara rutin, sudah bisa ambil bagian dalam pelayanan ibadah di Sydney.
(dari BeACh News edisi 01 Tahun 2018)