Ada tiga kata yang berkaitan dengan Misi yaitu Mission, Mission-field & Missionary (3-M) yang saya angkat sebagai judul renungan ini. Mission adalah pekerjaan/pelayanan memberitakan Injil (=Kristus yang mati, dikuburkan dan bangkit pada hari ketiga) sesuai dengan apa yang rasul Paulus katakan dalam 1 Korintus 15:3-4. Mission-field adalah lokasi/tempat di mana kita memberitakan Injil kepada setiap orang yang ada di lokasi tersebut.
Tuhan Yesus memakai metafora “ladang yang sudah menguning dan siap dituai.” (Yohanes 4:35) Ev. Paul Hidayat mengatakan: “Dari latar dunia pertanian kita ketahui bahwa ada beberapa tanaman di samping gandum yang petani tanam dan tuai di antara masa tanam-tuai gandum, yaitu jelai (barley) dan jagung. Mungkin maksud Yesus di sini adalah empat bulan sebelum masa tuai gandum ada masa tuai salah satu dari dua tanaman tersebut yang saat itu sudah terlihat menguning. Dan ini kembali menjadi metafora untuk ragam jenis tuaian dalam pelayanan misioner kita. Mungkin para murid dan kita juga tertahan dari terlibat dalam pelayanan misi karena memiliki konsep dan gambaran misi yang tebatas.”
Sedangkan Missionary adalah setiap orang yang pergi untuk mengerjakan pekerjaan/pelayanan memberitakan Injil sesuai dengan Amanat Agung Tuhan Yesus sesaat sebelum Ia naik ke surga (Matius 28:19-20). Dan seperti dengan “Mission-field” kita pun memilliki konsep dan gambaran yang terbatas mengenai seorang “missionary”.
Keterbatasan konsep dan gambaran mengenai Mission-field dan Missionary ini kembali digambarkan dengan contoh yang jelas oleh Ev. Paul Hidayat yang menulis bahwa Misi sering diartikan: “...hanya melalui KKR-KKR massal serupa massa sejumlah 5,000 orang yang diberi makan secara ajaib, atau pada kejadian tuaian besar di Hari Pentakosta, atau hanya kepada kaum intelektual atau kalangan atas terhomat atau golongan pribadi tertentu saja...” Banyak dari kita yang lalai untuk melihat ke sekeliling kita sehingga tidak melihat ladang yang sudah menguning dan siap untuk dituai. Kita terlena dengan segala kesibukan serta pekerjaan kita sendiri sehingga tidak lagi ada waktu, tenaga, bahkan pikiran untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Itu sebabnya Ev. Paul Hidayat di bagian akhir renungannya mengingatkan sbb.: ”Supaya memiliki kesadaran misioner ini kita - individu Kristen dan komunitas gerejani -- perlu melihat ke sekeliling, tetangga, lingkungan, dunia pendidikan, budaya, sosial, ekonomi, politik, urban, perdagangan, sebagai ladang Tuhan -- dan berhenti hanya berfokus ke dalam, ke kalangan sendiri saja!” Kesadaran misioner ini juga yang kami Yayasan Bahtera Indonesia Cerah (BeACh) mau share melalui pelayanan misi ke tempat yang terpencil, bagi mereka yang hidup jauh dari jangkauan pemberitaan Injil. Mengakhiri renungan ini, kami ingin mengajak setiap kita untuk lebih giat memberitakan Injil baik dengan perkataan maupun perbuatan kita.
Kami juga menyampaikan syukur dan terima kasih kepada semua yang telah mendukung pelayanan kami selama ini baik melalui doa, daya, maupun dana. Jujur saja pelayanan kami bukan hanya berkaitan dengan Mission, Mission-field ,dan Missionary (3-M) tetapi juga M yang ke-4 yaitu Money. Dan kalau M ke-4 ini tidak kami bahas disini BUKAN karena kami TIDAK membutuhkan atau karena SUDAH memiliki dana yang berkelebihan! Kami hanya mau lebih fokus pada pelayanan misi dan menyerahkan pergumulan kebutuhan dana ini kepada Tuhan yang empunya pelayanan. Tuhan yang telah MEMANGGIL kami untuk melayani adalah SETIA dan IA juga yang akan MENGGENAPI panggilan-Nya! (1Tesalonika 5:24). Kiranya Tuhan memberkati kita, amin!
#Semua kutipan diambil dari tulisan Ev Paul Hidayat M.Th. (Pimpinan Penerbit Kristen Waskita) berjudul “Makanan dan Tuaian lain” dengan izin dari penulis.#
(dari BeACh News edisi 04 Tahun 2018)