Karunia Pengharapan dari Kitab Wahyu

by Pdt. Hans Wuysang, M.Th., CLC.
18 Maret 2021
Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes. Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya. Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat. Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya, dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya -- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.” Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus. (Wahyu 1:1-9)


Pendahuluan
Kita hidup di dalam dunia yang amburadul karena dosa. Tahun 2020 kita masuki dengan banjir di sebagian Jakarta, banjir dan longsor di beberapa wilayah di Indonesia. Ketegangan politik dan militer di berbagai wilayah dunia, virus Corona di WUHAN yang diumumkan WHO sebagai wabah yang harus diwaspadai dunia. Sekarang (11 April 2020), bahkan Indonesia termasuk dalam tingkat penyebaran Covid-19 yang tinggi. Berita simpang siur penuh dengan hoax dan propaganda antiKristen, antiKebenaran. dst. Belum lagi kampanye gencar kelompok LGBTIQ yang memaksakan kehendak untuk melegalkan semua relasi seksual yang disebut dosa oleh Alkitab. Semua tumpang tindih seolah dunia ini memang di bawah cengkeraman si jahat dan si jahat yang mengendalikan semuanya.

Sebagai umat Tuhan kita percaya bahwa realitas suram ini di satu sisi tidak bisa disangkali, dan jujur seringkali membuat hati kita juga sedikit ciut, mungkinkah kita survive bahkan tetap menjadi berkat di dunia seperti ini dan tetap setia kepada Allah yang kita sembah di dalam Kristus dan dalam persekutuan dengan Allah Roh Kudus? Di sisi lain kita tahu Allah Sang PENCIPTA, PEMILIK, dan PENEBUS kita berdaulat dan penuh kasih. Bagaimana kita bisa menjalani hidup dalam ketegangan antara realitas yang kita alami dengan keyakinan iman kita tersebut?

Tujuan kitab Wahyu ditulis
Kitab Wahyu ditulis untuk memberikan penghiburan dan pengharapan kepada umat Tuhan, secara khusus kepada gereja-gereja di abad pertama yang sedang menghadapi aniaya oleh karena iman mereka. Namun kitab Wahyu juga ditujukan kepada umat Tuhan sepanjang zaman yang menghadapi berbagai masalah dalam menjalani panggilan mereka menjadi saksi-saksi Kristus

Realitas yang di hadapi dalam dunia berdosa ini ialah kuasa kekacauan/chaos dan kejahatan/evil merajalela seolah maha kuasa, dan seluruh bumi takluk kepadanya. Padahal realitas itu sebenarnya palsu. Sebenarnya, realitas itu diizinkan Allah ada di dalam dunia ciptaan-Nya sebagai bagian dari penghukuman atas dosa. Dosa pertama di taman Eden ialah manusia menolak tunduk kepada Allah, namun tanpa disadarinya ia tunduk kepada Iblis yang ada di balik ular. Chaos/disorder yang terjadi ditimpakan Allah kepada manusia supaya sadar bahwa di luar ketundukan kepada Allah, yang terjadi hanyalah kekacauan, perbudakan dosa.

Allah sendiri yang berinisiatif untuk menyelesaikan kekacauan karena dosa ini melalui mengutus Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus yang sepenuhnya Allah, sepenuhnya manusia. Melalui karya Salib, keselamatan, pembebasan dari belenggu dosa, terjadi. Setiap orang yang percaya dan menerima karya kayu salib pasti mendapatkan kemerdekaan dari dosa, dan kehidupan yang kekal, kelak, yang cicipannya sudah mulai dialami/dirasakan di dunia ini sementara, penderitaan karena dosa yang merajalela di dalam dunia ini tetap juga dialami/dirasakan. Semua ini akan berlangsung sampai Kristus datang kembali membawa pembaruan total atas langit dan bumi yang sudah dirusak oleh kuasa dosa dan Iblis di baliknya.

Ketika kitab Wahyu ditulis, kekristenan yang baru muncul di awal abad pertama ini, sedang mengalami penindasan yang luar biasa, baik secara fisik maupun psikis. Penindasan itu berasal dari umat Israel yang menolak Kristus maupun kekaisaran Romawi yang anti terhadap Kristus! Yohanes hidup di penghujung abad pertama, menjadi kemungkinan satu-satunya rasul yang masih hidup, tidak mengalami mati syahid seperti rasul-rasul lainnya, karena tugas menuliskan kitab Wahyu ini.

Kitab penghiburan dan pengharapan
Apa yang menjadi penghiburan bagi umat pada masa itu, karena memasuki abad-abad berikutnya penganiayaan kepada kekristenan akan semakin merajalela?

Pertama, Allah berdaulat terhadap sejarah, dunia, umat-Nya, dan para musuh umat-Nya. Dialah Allah yang pemilik, penguasa satu-satunya dunia dan segala isinya. Dia mengendalikan segala sesuatu. Dia mengizinkan kejahatan merajalela, Dia pula yang menentukan kehancurannya.

Kedua, Tuhan Yesus melalui kematian-Nya telah membereskan masalah dosa dan kebangkitan-Nya membuktikan kuasa dosa dan maut sudah dikalahkan mutlak. Anak Domba yang disembelih Dialah Singa dari Yehuda, tunas Daud yang layak untuk membuka meterai kitab kehidupan yang berisikan cawan murka Allah bagi para musuh-Nya.

Ketiga, umat Tuhan dengan pimpinan Roh Kudus akan bertekun di tengah penderitaan mereka oleh intimidasi dosa dan kuasa jahat. Pada akhirnya mereka akan mendapatkan secara penuh anugerah keselamatan pada saat kedatangan Kristus kedua kali untuk memulai langit dan bumi yang baru dan Yerusalem yang baru. Taman Eden yang dahulu hilang karena dosa, dipulihkan kekal sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi potensi dosa dan kejahatan di dalamnya.

Kitab Wahyu memberikan kepada kita semangat dan pengharapan di tengah tantangan dan kesulitan umat Tuhan bahwa Tuhan berdaulat, Tuhan Yesus sudah menang terhadap kuasa dosa dan maut, dan ada Roh Kudus yang menyertai kita untuk bertekun dan tetap setia mengikut Dia dan bahkan melayani-Nya sebagai saksi Kristus kepada dunia ini.

Penutup
Oleh karena itu, kitab Wahyu harus dibaca dengan sikap dan pemahaman yang benar, bukan dengan memetakannya menjadi kalender peristiwa akhir zaman. Kitab Wahyu harus dibaca sebagai 1) suatu penyataan kedaulatan dan karya Allah menyelamatkan dunia ini dari cengkraman dosa dan kejahatan. 2) penghiburan bagi setiap umat Tuhan yang sedang menderita karena kejahatan dunia ini, karena pikul salib, bahwa ketekunan mereka diperhatikan dan bahkan diperhitungkan Tuhan, sehingga tidak perlu menyerah dan kalah. 3) pengharapan bahwa kejahatan akan berlalu, kebenaran akan ditegakkan.

Khotbah Sulung disampaikan pada kebaktian penahbisan kependetaan di GRI 01 Feb 2020

(dari BeACh News edisi 02 Tahun 2020)
Marilah bersama-sama bergabung dalam lingkaran doa orang percaya untuk mendoakan sesama, keluarga, bahkan musuh kita sekalipun. Kita juga mendoakan untuk lingkungan dan negara kita.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.bahteraindonesiacerah.or.id | Bahtera Indonesia Cerah Copyright 2021. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design