Hai cucu-cucuku yang Tuhan kasihi. Aku mau cerita pada kalian nih, riwayat hidupku dari masa remajaku sampai aku tua seperti ini. Mau dengar?
Siapa di antara kalian yang sejak muda harus berpisah dari orang tua, keluarga, dan tinggal di luar negeri? Mungkin ada ya, yang sejak muda sudah disekolahkan di manca negara! Namun, aku yakin tidak banyak remaja yang mengalami situasi seperti aku dan teman-temanku, Hananya, Misael, dan Azarya. Masa remaja kami dihabiskan di negeri orang sebagai tawanan dan buangan di negara adikuasa saat itu, Babel!
Namun, di Babel, negara penyembah berhala ini, kami belajar tidak kompromi dengan iman kami kepada Tuhan Allah. Memang risikonya besar dan berat, tetapi Tuhan menguatkan dan menjaga kami. Aku bisa berkata dengan tegas, akulah saksi mata kuasa Tuhan dan kasih-Nya yang menopangku sampai masa tuaku. Dengan tetap setia kepada Tuhan, aku mendapatkan kepercayaan untuk melayani raja-raja dari dua kerajaan berbeda, Babel dan Persia-(Media).
Apa yang menguatkan aku? Pertama, pendidikan iman orang tuaku pada masa aku masih di Yehuda, tanah airku. Kedua, hukum Taurat yang pernah diajarkan kepadaku dan kitab nabi-nabi yang ditulis untuk menyatakan rencana Allah bagi umat-Nya, dan bagi bangsa-bangsa. Ketiga, Tuhan memercayakan kepadaku penglihatan-penglihatan yang ajaib yang menunjukkan bahwa Tuhan berdaulat atas sejarah dunia.