Pemimpin yang bijaksana tidak akan membebankan anak buahnya dengan sesuatu yang ia tidak mau pikul sendiri. Namun, kita sering menemukan pemimpin yang justru menuntut anak buahnya dengan hal-hal yang tidak masuk akal.
Nebukadnezar, salah satu dari pemimpin seperti itu. Ia baru saja mendapat mimpi yang menggelisahkannya, tetapi rupanya ia tidak dapat mengingatnya kembali (ay. 3). Padahal mimpi pada masa itu diyakini sebagai sarana dewa menyampaikan sesuatu kepadanya.
Biasanya, para penasihat raja akan mencoba memberikan penafsiran atas mimpi raja. Celakanya, kali ini tidak biasanya. Raja menghendaki mereka untuk memberitahukan kepadanya isi mimpinya sendiri. Tidak seorang pun yang tahu isi mimpi raja, karena mereka bukan maha tahu, dan dewa-dewi sesembahan Babel pun adalah benda mati!
Keluarnya ancaman raja untuk membinasakan semua orang bijaksana di Babel tentu menjadi mimpi buruk buat mereka (ay. 12). Di dalamnya termasuk Daniel dan ketiga temannya (ay. 13). Namun inilah kenyataan hidup di dalam dunia yang berdosa. Orang yang ?tidak bersalah? bisa menjadi korban tindakan sewenang-wenang seorang pemimpin.
Anak-anak Tuhan harus senantiasa siap menghadapi apa pun yang terjadi di lingkungan masing-masing. Tetaplah setia pada Tuhan, dan jangan lupa Tuhan tetap pegang kendali dan Dia pasti memelihara anak-anak-Nya.