Judul di atas sering dipakai untuk menjelaskan cita-cita yang kesampaian. Akan tetapi, tentu tidak ada orang yang berharap mimpi buruknya menjadi kenyataan!
Sepertinya Nebukadnezar cepat melupakan mimpi buruknya. Apalagi lewat setahun (ay. 29), tidak ada tanda-tanda kerajaannya dan takhtanya akan goyah. Maka, ia pun lupa akan peringatan dari Tuhan tersebut. Kesombongannya terlihat dari kata-katanya, ?Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?? (ay. 30).
Sebagaimana peringatan yang telah diterimanya dahulu, hukuman Tuhan segera menimpa Nebukadnezar (ay. 31-33). Mengapa hukumannya berupa menjadi seperti binatang? Karena orang sombong menolak Allah dalam hidupnya. Artinya ia tidak hidup sebagaimana seharusnya seorang gambar Allah (Kej. 1:26- 28). Maka, ia tidak lebih dari seekor binatang yang memang tidak memiliki pemahaman atau pengalaman rohani. Itulah akibat sekaligus hukuman buat orang yang menolak kedaulatan Allah atasnya.
Mari bersyukur kepada Tuhan. Akal budi dan hikmat yang kita miliki merupakan anugerah dari Allah Sang sumber hikmat dan akal budi. Maka, jangan sombong! Rendahkan hatimu di hadapan-Nya, sehingga Ia tidak perlu merendahkanmu seperti yang dialami Nebukadnezar ini.