Sering kali orang salah mengerti dan menganggap bahwa hanya orang Kristenlah yang Tuhan kasihi. Orang dengan kepercayaan dan agama lain pasti akan dihukum dan dibinasakan. Padahal Tuhan mengasihi semua orang tanpa memandang agama ataupun perbedaan SARA lainnya.
Syukur kepada Allah, penghukuman Allah tidak untuk membinasakan Nebukadnezar, melainkan untuk pertobatannya. Selesai masa penghukuman, Allah pun memulihkan kondisinya (ay. 34). Perikop ini seterusnya merupakan pengakuan Nebukadnezar akan Allah yang disembah Daniel sebagai ?Yang Mahatinggi? dan ?Yang Hidup Kekal? dan ?Raja Sorga? (ay. 37) dan bahwa Dia memiliki ?kekuasaan yang kekal? serta ?kerajaan turun-temurun.?
Pertobatan Nebukadnezar memang tidak sama dengan pertobatan Kristen, tetapi pertobatannya sejati. Apa bukti pertobatan Nebukadnezar? Ia bertobat dari kecongkakannya (ay. 37). Walaupun pemulihan Allah terhadap dirinya termasuk kembali kepada kebesaran, kemuliaan, dan kejayaan semula, kini Nebukadnezar mengakui bahwa semuanya itu adalah dari Allah yang benar dan adil.
Salah satu ciri orang yang tidak bertobat ialah selalu mengelak dari tuduhan dosa dan maunya membersihkan diri. Tobat sejati ialah merendahkan diri di hadapan Allah, yang sudah menebus kita dalam Kristus, serta menjalani hidup seterusnya dengan takut akan Dia!