Kedaulatan Allah berjalan bersama kemahakuasaan-Nya. Kedaulatan berarti Allah memiliki hak penuh untuk melaksanakan rencana-Nya, semua makhluk ciptaan-Nya harus tunduk kepada kehendak-Nya. Kemahakuasaan berarti Allah mampu melaksanakan rencana-Nya, dan betapa pun makhluk ciptaan-Nya berontak.
Kemahakuasaan Allah dinyatakan lewat tangan-Nya langsung yang melaksanakan kehendak-Nya (ingat gambaran pada Daniel pasal 2, batu yang bukan dibuat maupun digerakkan oleh tangan manusia). Juga melalui orang-orang yang Tuhan pilih untuk melaksanakan rencana-Nya. Dalam kitab Yeremia, Nebukadnezar dan Babel adalah tangan Allah untuk menghukum umat-Nya yang tidak setia kepada-Nya (Yer. 25:9). Sedangkan menurut kitab Yesaya, Koresh dari Persia juga disebut hamba Nya dalam memulangkan umat-Nya yang telah selesai menerima penghukuman Allah (Yes. 44:28; 45:1, 13).
Kemahakuasaan Allah dinyatakan juga untuk seluruh umat manusia. Dalam kedaulatan-Nya, Allah mengutus Yesus untuk mati dan bangkit demi menebus dosa umat manusia. Kemahakuasaan-Nya memastikan rencana salib terwujud. Kemahakuasaan-Nya memastikan semua orang yang percaya kepada karya salib itu dibebaskan dari belenggu dosa serta dijadikan anak-anak Allah.
Dengan kemahakuasaan-Nya juga meng utus semua orang yang percaya kepada Nya untuk menjadi saksi-Nya di dunia ini, dan membawa kembali manusia berdosa menyembah Allah di dalam Tuhan Yesus.