Hukum buatan manusia tidak bisa menolong penegakan keadilan. Itu yang sering kita temukan di pengadilan manusia. Bisa jadi orang memelintir hukum untuk memenangkan orang yang bayar. Tidak jarang hukum dibuat justru untuk kepentingan kelompok tertentu.
Dalam kasus Daniel, raja Darius terjebak dengan hukum yang ia buat sendiri. Hukum tersebut memuaskan ego Darius bahwa hanya dia saja yang berhak menerima permohonan doa, dan bahkan hukum yang ia buat tidak bisa dibatalkan, alias mutlak (ay. 9, 13, 16)! Justru hukum itu dipakai untuk membinasakan orang kepercayaan Darius sendiri. Harapan Darius bahwa Allahnya Daniel bisa menyelamatkan Daniel sepertinya hanya mimpi di siang bolong.
Hukum manusia tidak bisa menolong, tetapi Allah tetap berdaulat. Itulah yang dialami Daniel di dalam goa singa (ay. 22). Pertolongan Allah membongkar kecurangan para penuduh Daniel. Merekalah yang sekarang dibuang ke goa singa. Keadilan pada akhirnya ditegakkan. Peristiwa ini menjadi kesaksian yang terbuka luas ke seluruh penjuru kerajaan akan Allahnya Daniel.
Waktu hukum atau aturan atau ulah manusia membuat hidup anak Tuhan menjadi susah, ingat bahwa Tuhan berdaulat atas hidup kita bahkan atas mereka yang jahat. Tetap setia kepada Tuhan, dan lihat bagaimana Ia bertindak.