Khotbah yang Alkitabiah selalu berpusat kepada kebenaran firman Tuhan, baik yang bersifat teologis, maupun historis! Teologis berarti mengungkapkan prinsip kebenaran Ilahi, sedangkan historis artinya kebenaran teologis itu dapat diterapkan dalam sejarah umat manusia.
Khotbah Stefanus dimulai dengan mengutip masa sebelum bait Allah ada, dan bahkan sebelum hukum Taurat Musa diberikan. Tepatnya dimulai dari saat pertama kali Abraham dipanggil, dan Allah menyatakan Janji dan Perjanjian-Nya (ay. 5, 8). Kisah selanjutnya dari para patriakh ini (ay. 9-16) menunjukkan kasih setia Tuhan atas perjanjian-Nya sampai dengan masa kelahiran Musa (ay. 17-22).
Dasar untuk mengenali prinsip tindakan Allah dalam menyelamatkan umat-Nya dalam sejarah umat-Nya harus dimulai dari sini. Taurat diberikan setelah Allah menyatakan Perjanjian anugerah-Nya. Taurat diberlakukan agar umat menikmati anugerah, bukan agar mendapat anugerah.
Kekeliruan umat Yahudi pada masa Yesus dan gereja perdana ialah menjadikan Taurat sebagai cara mendapatkan keselamatan. Stefanus membawa pemahaman sempit tadi ke konteks yang sebenarnya.
Keselamatan adalah anugerah Allah di dalam Tuhan Yesus. Hukum kasih yang merupakan inti sari Taurat menjadi pengaturan untuk menikmati anugerah tersebut dalam hidup ini.
Ayo, sebagai anak-anak Tuhan yang sudah mendapat anugerah keselamatan di dalam Kristus, kita hidup mengamalkannya dalam tindakan kasih, keadilan, dan kebenaran.