Kisah Para Rasul 7:44-53

Khotbah yang membongkar dosa!

26 Agustus 2021
Pdt. Hans Wuysang, M.Th., CLC
Puncak khotbah Stefanus diarahkan untuk menjawab tuduhan orang Yahudi bahwa Stefanus menghina bait Allah dan sesumbar bahwa Yesus akan menghancurkannya (6:13-14). Pokok persoalannya ada pada pemahaman sempit akan bait Allah bahkan cenderung memberhalakannya.

Stefanus meluruskan makna kehadiran kemah suci yang melambangkan kehadiran Allah memerintah umat-Nya pada masa di padang gurun sampai dengan masuk ke negeri perjanjian (ay. 44-45). Namun, setelah Salomo, putra Daud mendapat izin membangun bait Allah yang permanen itu, serta menahbiskannya sebagai pusat ibadah umat Israel, terjadi perubahan pemahaman kehadiran rumah tersebut. Seolah-olah rumah kudus itu menjadi jaminan bahwa umat Israel disertai dan diberkati Allah. Hal ini justru menghalangi umat untuk mengenal Allah dengan kedaulatan-Nya. Dengan menunjuk diri-Nya sebagai bait Allah sejati, Yesus mendobrak pemahaman keliru tersebut (Yoh. 2:19-21).

Stefanus menutup khotbahnya itu dengan tuduhan keras bahwa mereka, keturunan nenek moyang Israel yang sama keras kepalanya, dari zaman ke zaman menolak bahkan membunuh nabi-nabi yang diutus Allah dan sekarang ini menolak Anak-Nya yang adalah Allah sendiri.

Walaupun keras, khotbah Stefanus bukan tuduhan ngawur melainkan berdasarkan fakta Alkitabiah dan sejarah. Beranikah kamu menyatakan kebenaran, walau tidak enak didengar tetapi perlu?
GEMA CATALOG
Marilah bersama-sama bergabung dalam lingkaran doa orang percaya untuk mendoakan sesama, keluarga, bahkan musuh kita sekalipun. Kita juga mendoakan untuk lingkungan dan negara kita.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.bahteraindonesiacerah.or.id | Bahtera Indonesia Cerah Copyright 2021. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design