Kematian Stefanus seolah sia-sia, bahkan penganiayaan merajalela. Akan tetapi, dengan berseraknya jemaat ke Yudea dan bahkan sampai Samaria, Injil justru tersebar sesuai dengan pengutusan Tuhan Yesus kepada para murid sesaat sebelum Ia naik ke surga (1:8). Benih misi yang ditabur dengan darah mulai menuai jiwa-jiwa baru (8:6). Bahkan Simon si ahli sihir pun bertobat, dan mengalami proses pemurnian (ay. 9-24).
Cara Tuhan bekerja juga luar biasa. Dari tujuh diaken yang dipilih untuk melayani kebutuhan jemaat, ternyata ada dua yang dipanggil Tuhan untuk melayani pemberitaan Injil. Setelah Stefanus mati syahid, Filipus tampil dengan kuasa Roh untuk memberitakan Injil ke Samaria. Jemaat di Samaria menjadi gereja kedua yang didirikan setelah gereja di Yerusalem. Petrus dan Yohanes pun diutus untuk meneguhkan gereja Samaria, dan Roh Tuhan dicurahkan sebagai meterai penggenapan janji keselamatan dari Tuhan (ay. 14-15).
Inilah yang dimaksud dengan berkat terselubung. Allah memakai penganiayaan yang terjadi di Yerusalem, untuk menyebarkan InjilNya melalui hamba-hamba-Nya yang setia sampai ke Samaria dan kelak sampai ke ujung bumi. Jangan cepat-cepat mengambil kesimpulan negatif terhadap hal-hal yang buruk yang kamu alami. Tuhan bisa mengubah dan memakainya untuk menjadi berkat.