Rasul Pauluslah yang menggunakan kalimat ?merubuhkan tembok pemisah? (Ef. 2:14) untuk menjelaskan karya penyelamatan yang dilakukan Yesus di salib. Sebelum Kristus di salib, seolah-olah hanya orang Yahudi saja yang dikasihi Allah dan bagi merekalah Mesias datang untuk menyelamatkan. Orang-orang nonYahudi pasti dibinasakan. Namun, Kristus mati untuk semua orang, baik Yahudi maupun nonYahudi. Sehingga tidak ada lagi pembedaan antar etnik di dalam iman Kristen.
Petrus harus melakukan terobosan itu. Dia didorong Roh Kudus (ay. 19-20) untuk menerima undangan Kornelius dan pergi mengunjunginya. Mungkin ini pertama kalinya Petrus menginjakkan kakinya di rumah seorang nonYahudi (ay. 28). Mata rohaninya terbuka, ia mulai memahami makna penglihatan yang ia terima kemarin.
Pengalaman spektakuler pun terjadi. Selesai Petrus memberitakan Injil kepada Kornelius sekeluarga (ay. 34-43), Roh Kudus menyatakan kembali kehendak dan kuasa-Nya. Kornelius dan seisi keluarganya menerima pencurahan Roh Kudus (ay. 44).
Dengan membaptis Kornelius sekeluarga, Petrus telah merubuhkan tembok pemisah antara orang Yahudi dan nonYahudi. Ia telah mewakili gereja di Yerusalem membuka pintu kepada orangorang percaya nonYahudi. Suatu langkah yang berani!
Beranikah kamu menyambut mereka yang berbeda secara SARA ke dalam kasih persaudaraan di dalam Kristus?