Demi mencapai ambisi tertentu, ada orang yang bersedia menghalalkan segala cara. Herodes adalah tokoh sedemikian. Herodes di perikop ini adalah Herodes Agripa 1, cucu dari raja Herodes agung yang juga terkenal kejam; yang memerintahkan membantai anak usia 2 tahun ke bawah demi bisa membunuh bayi Yesus (Mat. 2:16).
Dalam catatan sejarah, Agripa dekat dengan penguasa Romawi, sehingga kekuasaan yang dimilikinya makin lama makin besar. Lalu, untuk apa ia menangkap dan mengekeskusi Yakobus? Pasti bukan karena ia takut dengan kekristenan yang sedang berkembang. Rupanya tindakannya ini dimotivasi untuk mengambil hati orang-orang Yahudi (ay. 3). Merekalah yang membenci kekristenan. Menjadi raja atas wilayah di mana penduduknya orang Yahudi, tidak pernah mudah. Maka tindakan Agripa adalah demi menarik simpati mereka kepadanya. Apa yang dilakukan Agripa menunjukkan bagaimana ia menghalalkan segala cara untuk melanggengkan kekuasaannya. Demi mengambil hati orang-orang Yahudi ia berlaku keras dan kejam kepada musuh mereka.
Kadangkala Tuhan mengizinkan masalah menimpa anak-anakNya, yang berasal dari pihak yang tidak langsung berkepentingan. Yang penting di sini tetap percaya kepada Allah yang tetap berdaulat dalam segala hal. Sehingga kita bisa tetap setia menyembah dan melayani Dia.