Pemeliharaan Tuhan atas umat-Nya dilakukan secara berbedabeda, sesuai dengan rencana dan kedaulatan-Nya. Kepada Yakobus dan Stefanus (7:55-60), Tuhan mengizinkan mereka mati syahid pada awal-awal pelayanan mereka. Dalam tradisi gereja, semua rasul lainnya kecuali Yohanes, mati syahid. Petrus pun kelak mati syahid, tetapi sekarang belum waktunya!
Bagaimana gereja bersikap menghadapi aniaya yang terjadi pada para pemimpinnya? Jemaat berdoa (ay. 5)! Apakah demi keselamatan Petrus? Atau agar Petrus siap mati syahid, seperti Yakobus? Di penjara, Petrus tidur nyenyak sampai-sampai malaikat harus menepuk pundaknya untuk membangunkannya (ay. 6-7). Mengapa Petrus tidur nyenyak? Apakah karena ia percaya bahwa ia pasti selamat karena kuasa Allah dan doa umat? Rasanya bukan. Petrus tahu, setiap anak Tuhan harus siap untuk menderita. Penderitaan dan mati syahid menjadi tanda kesetiaan anakanak Tuhan memikul salib masing-masing. Petrus tidak khawatir menghadapi eksekusi yang rencananya akan dilaksanakan keesokan harinya (ay. 4). Kelak rasul Paulus berujar di Filipi 1:21, ?Karena bagiku hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan.?
Saat kematian Petrus belum tiba. Berarti masih ada tugas baginya. Kita semua harus siap menderita bahkan mati bagi Kristus. Namun, siapkah kamu untuk hidup bagi Kristus menghasilkan buah (Flp. 1:22)?