Ladang misi bisa berupa kantong-kantong (daerah yang mayoritas) Kristen yang perlu dilayani Injil ulang. Bisa juga di daerah-daerah non-Kristen, yang belum ada gereja atau kehadiran orang Kristen sangat sedikit.
Kota Filipi adalah medan peperangan rohani yang baru, dibandingkan dengan pelayanan Paulus sebelumnya di wilayah Asia. Pertama, sedikit sekali orang Yahudi di Filipi, tidak ada rumah sembahyang yang biasanya Paulus kunjungi pertama kali ketika memasuki sebuah kota. Kemungkinan tempat sembahyang di tepi sungai itu adalah tempat terbuka yang digunakan oleh beberapa perempuan Yahudi untuk berdoa (ay. 13).
Kedua, penduduk kota Filipi mayoritas orang nonYahudi yang menyembah banyak dewa. Bagaimana mengkomunikasikan Allah yang Esa yang disembah dalam Yesus? Kata-kata roh tenung bahwa Paulus adalah ?...hamba Allah Yang Mahatinggi? bisa menyesatkan. Orang Yahudi tahu gelar Allah seperti itu menunjuk kepada TUHAN, Allah Israel. Namun, dalam kepercayaan politeisme dewa Zeus, Isis, dan Baal juga memakai gelar yang sama! Bisa jadi penduduk Filipi salah mengerti pemberitaan Paulus. Tidak heran Paulus mengusir roh jahat itu dari hamba perempuan tersebut.
Ini bukan masalah rohani saja, tetapi juga masalah ekonomi. Akibatnya akan segera dirasakan. Selalu ada risiko dalam pemberitaan Injil. Siapkah kamu menanggungnya?