Yesus pernah berkata, benih harus jatuh dan mati, sebelum bertumbuh dan menghasilkan buah (Yoh. 12:24). Itulah makna pengurbanan Kristus di salib demi keselamatan manusia berdosa.
Penginjilan sering juga seperti itu. Memang penginjilan di luar kota Filipi, sudah membawa sejumlah perempuan Yahudi bertobat menjadi orang percaya (16:13-16). Namun, pertobatan dari orang nonYahudi baru terjadi setelah aniaya dan penjara menimpa Paulus dan Silas!
Jelas sekali aniaya dan penjara yang menimpa Paulus dan Silas bukan langsung disebabkan oleh berita Injil itu sendiri, melainkan dampak ekonomis dari keluarnya roh jahat dari budak perempuan yang dipekerjakan para tuannya (ay. 19). Seolah Paulus dan Silas gagal sebelum ada petobat dari kota ini. Namun, sikap yang ditunjukkan kedua hamba Tuhan tersebut memang luar biasa (ay. 25). Buat mereka, aniaya dan penjara bukan berarti kegagalan namun bagian pikul salib ketika memberitakan Injil.
Tuhan berkarya menurut cara-Nya sendiri! Kepala pasukan dan seisi keluarganya yang bertobat adalah buah penginjilan dari hamba-hamba-Nya yang tetap konsisten dalam menunaikan tugas mereka.
Kadang, buah penginjilan segera didapat, kadang perlu proses waktu. Apa pun itu, tugas kita sebagai pewarta kabar baik adalah setia dan konsisten menyampaikannya. Tuhan akan bekerja di dalam kedaulatan dan waktu-Nya.