Dalam banyak kerusuhan, sebenarnya dalangnya hanya beberapa orang saja, namun mereka ini memprovokasi orang banyak. Orang banyak biasanya hanya ikutikutan, tidak mengerti apa-apa atau hanya mengerti sedikit permasalahannya. Malah kadang hanya karena sedikit keuntungan materi, misal: demi sebungkus nasi, atau uang lima puluh ribu rupiah, atau juga mendapat kesempatan menjarah!
Lukas mencatat bahwa orang-orang Yahudi di Berea lebih baik daripada mereka yang di Tesalonika (ay. 11). Orang-orang Yahudi di Berea ini tidak gampang terprovokasi oleh saudara-saudara mereka dari Tesalonika. Mereka menguji dulu, apakah ajaran Paulus bersumberkan pada ?Kitab Suci? Perjanjian Lama, Alkitab yang dipakai orang Yahudi saat itu (ay. 11). Terbukti, banyak di antara mereka diyakinkan kebenaran ajaran Paulus dan bertobat. Maka, saat orang-orang Yahudi di Tesalonika datang untuk menghasut penduduk kota Berea, sepertinya orang Yahudi di Berea tidak termakan hasutan. Sehingga tidak terjadi huru hara! Hanya dicatatkan adanya kegelisahan, tetapi tanpa tindakan anarkis!
Tindakan dari jemaat yang baru terbentuk di Berea itu pun cukup bijaksana. Mereka segera mengirim Paulus keluar, sehingga dengan sendirinya ketegangan mereda (ay. 14).
Manusia diciptakan Allah sesuai gambar-Nya. Memiliki akal budi untuk berpikir sebelum bertindak. Jadi kalau ada orang yang tidak menggunakan akal sehat mereka, jangan dibenci. Doakan mereka.