Wahyu atau penyataan, artinya membuka sesuatu yang tertutup. Allah tidak dapat dikenal oleh siapa pun kecuali Dia berkenan membukakan diri-Nya kepada manusia. Wahyu umum adalah Allah memperkenalkan diri-Nya secara tidak langsung melalui karya ciptaan-Nya. Wahyu khusus adalah Allah menyatakan diri lewat firman-Nya yang tertulis (Alkitab) dan di dalam diri Kristus (firman yang hidup).
Alam semesta yang begitu megah, teratur, harmonis menunjukkan keberadaan Allah sebagai Pencipta yang agung, mengatur alam semesta dalam susunan tata surya, mengatur siang dan malam, berbagai musim, dst. Ciptaan merefleksikan Sang Penciptanya (bdk. Mzm. 19:2-7).
Suara Hati atau nurani manusia menjadi sarana kita mengenal Allah sebagai sumber moral dan etika. Bahkan rasul Paulus berkata, suara hati berfungsi seperti hukum Taurat menegur orang yang melanggarnya, memberi sukacita dan damai bagi yang taat kepadanya (bdk. Roma 2:14-16).
Sejarah juga menunjukkan pemeliharaan Allah dan kedaulatanNya atas umat-Nya. Bangsa yang terlalu jahat, Allah bisa hancurkan. Israel juga mengalami kedahsyatan murka Allah atas dosadosa mereka, namun saat mereka bertobat, Allah menyatakan pengampunan, pemurnian bahkan pemulihan.
Agama dan filsafat merupakan respons manusia terhadap wahyu umum. Karena sifat dosa, manusia bisa menafsirkan keliru wahyu umum sehingga, bukan menyembah Allah pencipta, malah menyembah alam ciptaan.