Kadang kala dalam pelayanan, terjadi persaingan. Misalnya orang yang baru datang terlibat pelayanan, menonjol dalam talenta tertentu. Dan orang yang lama merasa tersaingi, seolah jabatan atau pelayanannya akan diambil alih. Hal seperti ini tentu menunjukkan ketidakdewasaan iman seseorang. Sebagai tubuh Kristus justru kita harus melihat keberbagaian talenta adalah anugerah Tuhan untuk kemajuan pelayanan.
Apolos menguasai Perjanjian Lama (=Kitab Suci, ay. 24). Dia mampu menjelaskan iman Kristen (=Jalan Tuhan) sebagaimana ia telah diajarkan (ay. 25a) dan bersesuaian/berpadanan dengan Perjanjian Lama (ay. 28). Bukankah Apolos berpotensi menjadi saingan Paulus? Paulus juga fasih menunjukkan bahwa karya salib Kristus dan kebangkitan-Nya menggenapi Perjanjian Lama (1Korintus 15:3-4).
Namun, rekan kerja Paulus, Priskila dan Akwila, menerima Apolos dengan tangan terbuka. Bahkan ketika mereka mengetahui keterbatasan pengetahuan iman Apolos (ay. 25b), mereka tidak segan-segan memperlengkapinya (ay. 26). Lebih lanjut, mereka memberi rekomendasi bagi Apolos agar diterima di jemaat Akhaya. Terbukti Apolos berguna dalam pembangunan iman jemaat di Akhaya khususnya dalam penginjilannya kepada orang-orang Yahudi (ay. 28).
Setiap anak Tuhan dengan talenta masing-masing adalah rekan pelayanan yang harus dirangkul, disokong, dan bekerja sama demi kemuliaan Tuhan! Jadi, jangan bersaing!