Yesus pernah menghadapi mahkamah agama Yahudi yang menyidangkan diri-Nya dengan tuduhantuduhan palsu. Mereka tidak bisa membuktikan kesalahan Yesus, namun mereka memaksa memvonisNya dengan hukuman mati. Demikianlah pengadilan manusia yang penuh kepalsuan.
Paulus pun menghadapi mahkamah agama yang serupa. Di dalamnya ada imam besar Ananias yang bersikap munafik (23:3), yaitu memimpin sidang untuk menegakkan keadilan, tetapi menghukum orang yang diadili sebelum kesalahannya terbukti (23:2).
Dengan cerdik Paulus memecah belah mahkamah agama yang bersatu hanya karena ingin menghukum orang yang mereka benci. Paulus secara status sosial adalah seorang Farisi yang memercayai kebangkitan orang mati (23:6). Sebaliknya orang Saduki tidak memercayainya. Pertengkaran di antara mereka membuat sidang itu tidak bisa lagi fokus kepada kebersalahan Paulus. Kepalsuan sidang mahkamah agama ini pun terbongkar!
Itulah dunia berdosa, agama pun dipakai untuk kepentingan pribadi atau golongan. Di ibu kota negara kita, juga ada orang-orang yang membenci kepemimpinan sang gubernur. Dengan slogan ?... asal bukan ***k?, segala cara dipakai untuk menyingkirkannya.
Tuhan kiranya memberikan hikmat kepada kita saat karena iman kita difitnah, dituduh macam-macam. Pastikan kamu tak bercacat dalam imanmu. Kedua, minta hikmat agar kamu dapat membungkam semua yang memfitnah kamu!