Menjadi pesakitan (orang hukuman) tentu tidak enak. Apalagi tidak bersalah. Sementara pihak yang berwenang tidak tegas. Ditambah lagi pihak yang mendakwa, terus menerus mencari cara untuk menghancurkannya. Itulah yang sedang dialami Paulus.
Dua tahun Paulus ada di dalam penjara di Kaisarea, sementara Feliks tidak bertindak apa apa, sampai akhirnya ia digantikan Festus. Di tangan Festus pun kasusnya tidak ada kemajuan. Nampaknya Festus, seolah tidak mau didikte oleh orang-orang Yahudi yang masih mencari celah untuk membunuh Paulus (ay. 3-5). Namun, demi mengambil hati orang-orang Yahudi tersebut, Festus siap mengorbankan Paulus (ay. 9)
Kita belajar dari kegigihan Paulus untuk tidak menyerah kepada dakwaan palsu yang ditujukan orang-orang Yahudi kepadanya (ay. 7-8). Bahkan ketika mendapat kesan Festus hendak cuci tangan, Paulus menggunakan haknya sebagai warga terhormat Romawi. Ia naik banding kepada kaisar (ay. 10- 11). Akhirnya diputuskan Paulus harus pergi ke Roma, agar dapat menghadap kaisar guna memperjuangkan perkaranya (ay. 12).
Kadang kala anak-anak Tuhan harus bersabar dan tetap bertekun ketika ketidakadilan menimpa dirinya oleh karena salib Kristus. Kita harus percaya Tuhan menyertai kita dan memberikan kekuatan dan hikmat untuk tetap setia dan semangat mengikut Dia. Kalau perlu kita naik banding!