Ada macam-macam alasan orang menolak percaya Yesus. Bisa alasan intelektual, alasan tradisi/budaya (keterikatan emosional), bisa juga karena tidak mau kehilangan dunia!
Penolakan Festus berangkat dari keberatan intelektual terhadap iman Kristen yang memercayai kebangkitan orang mati (ay. 24). Tentu, masih ada pengharapan untuk orang seperti Festus untuk menyadari bahwa intelektualitasnya terbatas dibandingkan dengan pemikiran Allah yang melampaui akal manusia! Banyak orang pintar akhirnya bertobat, setelah keangkuhan intelektualnya diruntuhkan dengan fakta kuasa Tuhan yang ajaib!
Berbeda dengan Agripa yang tahu ajaran yang Paulus ungkapkan adalah kebenaran berdasarkan kitab suci orang Yahudi, yaitu Perjanjian Lama (Paulus menekankan ini di ay. 27). Agripa tahu bahwa seharusnya ia menerima kesaksian Paulus akan Kristus, dan merespons dengan iman. Namun Agripa menolak percaya (ay. 28). Agripa menolak percaya bukan karena alasan intelektual seperti Festus, tetapi karena pertimbangan politis. Bila ia menjadi Kristen, pasti orang-orang Yahudi tidak akan mendukungnya sebagai raja mereka. Ini berbahaya bagi masa depannya.
Untuk Agripa, ujaran Yesus tepat sekali: ?apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? (Mat. 16:26). Mudah-mudah kamu sebaliknya, yang penting menjadi milik Kristus, sehingga berolah kehidupan yang kekal.