Pada masa lalu, perjalanan melalui laut lepas selalu mengerikan. Ramalan cuaca tidak secanggih sekarang, demikian pula peralatan navigasi. Hanya pasukan militer atau pedagang besar yang mengarungi lautan.
Dengan menumpang kapal dagang, Paulus beserta beberapa tahanan lainnya melakukan perjalanan ke Roma. Walaupun seorang tahanan, namun status Paulus sebagai warga negara Romawi, membuat ia diperlakukan dengan hormat (ay. 3).
Setelah perjalanan permulaan yang relatif lancar (ay.4-5), mereka mulai mengalami cuaca yang kurang bersahabat (ay. 7). Akal sehat Paulus serta pengamatannya terhadap musim dan cuaca membuat ia memberikan nasihat agar perjalanan mereka ditunda lebih dahulu (ay. 9-10). Namun, sayangnya nasihatnya diabaikan karena orang lebih percaya kepada para navigator kapal yang berpengalaman (ay. 11), yang sebenarnya lebih memikirkan kenyamanan daripada keselamatan (ay. 12-13). Apa yang ditakutkan terjadi, kapal pun mengalami serangan badai yang dahsyat! Sedemikian dahsyatnya sehingga hilang harapan untuk selamat (ay. 20).
Buat mereka saat itu, tidak ada gunanya lagi mengatakan ?...seandainya, kita mendengar nasihat Paulus!? (walau itu yang Paulus kelak katakan; ay. 21). Namun buat kita, ini pembelajaran! Gunakan akal sehat yang Tuhan sudah berikan untuk mengambil keputusan. Jangan hanya semata menginginkan kenyamanan tanpa memperhitungkan risiko.