Rumah dan sekolah sebagai ladang misi
26 Oktober 2021
Pdt. Hans Wuysang, M.Th., CLC
![](javascript:fbShare("", "http://www.bathera.or.id/reflection.jsp?reflectionId=227", "Rumah+dan+sekolah+sebagai+ladang+misi", "Salah satu aspek penting dalam pelayanan misi ialah membentuk karakter dan nilai kristiani pada orang-orang yang sudah lahir baru. Yang dimaksud karakter ialah perilaku kristiani yang meneladani Krist", "http://www.bathera.or.id/images/reflection.jpg", 520, 350))
Salah satu aspek penting dalam pelayanan misi ialah membentuk karakter dan nilai kristiani pada orang-orang yang sudah lahir baru. Yang dimaksud karakter ialah perilaku kristiani yang meneladani Kristus. Sedangkan nilai-nilai kristiani ialah sebagaimana Kristus melihat sosok manusia, relasinya dengan sesama, dan dengan Allah, demikian seharusnya setiap anak Tuhan melihat sesamanya, dan Allahnya. Hal ini sesuai dengan Amanat Agung Tuhan Yesus, jadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus.
Wadah untuk membentuk karakter dan nilai kristiani untuk anakanak tentulah yang pertama dan utama rumah atau keluarga. Orang tua adalah misionaris pertama bagi anak-anaknya. Merekalah yang harus menyaksikan Kristus melalui kehidupan pribadi mereka, menanamkan nilai-nilai dan membentuk karakter-karakter yang meneladani Kristus. Lihat Timotius (2Tim. 1:5). Lihat juga tahuntahun awal Musa dan Samuel di keluarga masing-masing (Kel. 2:9-10; 1Sam. 1:22-23).
Wadah kedua pembentukan karakter dan nilai kristiani adalah sekolah Kristen. Guru-guru Kristen tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan kepada murid-murid mereka, melainkan mengajarkan nilai-nilai luhur yang diperlukan agar pengetahuan dapat diterapkan dalam kehidupan mereka dengan motivasi dan tujuan yang luhur pula. Bagi murid-murid nonKristen, kesaksian para guru, lisan maupun lewat perilaku yang mempertegas nilai-nilai Kristiani menjadi sarana Injil dinyatakan kepada mereka.
Wadah untuk membentuk karakter dan nilai kristiani untuk anakanak tentulah yang pertama dan utama rumah atau keluarga. Orang tua adalah misionaris pertama bagi anak-anaknya. Merekalah yang harus menyaksikan Kristus melalui kehidupan pribadi mereka, menanamkan nilai-nilai dan membentuk karakter-karakter yang meneladani Kristus. Lihat Timotius (2Tim. 1:5). Lihat juga tahuntahun awal Musa dan Samuel di keluarga masing-masing (Kel. 2:9-10; 1Sam. 1:22-23).
Wadah kedua pembentukan karakter dan nilai kristiani adalah sekolah Kristen. Guru-guru Kristen tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan kepada murid-murid mereka, melainkan mengajarkan nilai-nilai luhur yang diperlukan agar pengetahuan dapat diterapkan dalam kehidupan mereka dengan motivasi dan tujuan yang luhur pula. Bagi murid-murid nonKristen, kesaksian para guru, lisan maupun lewat perilaku yang mempertegas nilai-nilai Kristiani menjadi sarana Injil dinyatakan kepada mereka.
Pengantar Kitab
Yosua
29 Oktober 2021
Pdt. Hans Wuysang, M.Th., CLC
Menjadi saksi sampai ke ujung bumi
Kisah Para Rasul 28:11-31
28 Oktober 2021
Pdt. Hans Wuysang, M.Th., CLC
Tuhan punya maksud
Kisah Para Rasul 27:21-28:10
27 Oktober 2021
Pdt. Hans Wuysang, M.Th., CLC
Tidak menggunakan akal sehat
Kisah Para Rasul 27:1-20
25 Oktober 2021
Pdt. Hans Wuysang, M.Th., CLC
Lebih cinta dunia
Kisah Para Rasul 26:24-32
24 Oktober 2021
Pdt. Hans Wuysang, M.Th., CLC
Pertanggungan jawab iman
Kisah Para Rasul 25:13-26:23
23 Oktober 2021
Pdt. Hans Wuysang, M.Th., CLC