Menjadi pemimpin yang menggantikan atau meneruskan pemimpin besar, sangat tidak mudah. Ia harus bisa melepaskan diri dari bayang-bayang keberhasilan pendahulunya, agar dapat sukses sesuai kapasitas dan gayanya sendiri.
Itu mungkin yang dirasakan Yosua. Apakah umat Israel mau tunduk dan taat kepada kepemimpinannya, seperti dahulu mereka tunduk dan taat kepada Musa? Keraguan Yosua ini segera ditepis oleh Tuhan. Jangan berfokus kepada keberhasilan Musa, tetapi kepada Tuhan yang ada di balik Musa. Seperti dahulu Musa mengandalkan Tuhan, demikian Yosua harus mengandalkan Tuhan.
Yosua diperintahkan untuk menguatkan dan meneguhkan hati, bahwa Tuhan pasti menyertai dia dan memampukannya menjalankan tugas kepemimpinan atas umat Israel untuk masuk ke negeri perjanjian (ay. 6, 7, 9). Kunci untuk mengalami penyertaan dan pimpinan Tuhan tentu adalah menyimak dengan sungguhsungguh firman Tuhan (ay. 7-8)! Bagaimana menyimak firman Tuhan?
Pertama, memperkatakannya. Artinya firman Tuhan harus selalu dibaca, digali, dan dipikirkan. Kedua, firman Tuhan harus direnungkan siang-malam. Artinya, dimasukkan dalam hati, sehingga menjadi hasrat hatimu untuk melakukannya. Ketiga, kita harus bertindak sesuai petunjuk firman Tuhan hari ini!
Kunci sukses ialah mengandalkan Tuhan dalam melakukan kehendak-Nya. Maukah kamu sukses?