Pasal 9 menampilkan beberapa pihak yang merespons berbeda karya Tuhan yang sedang terjadi pada umat-Nya, Israel. Pertama, raja-raja dari Het, Amori, Kanaan, Feris, Hewi, dan Yebus yang telah mendengar bagaimana Tuhan telah memimpin bangsa Israel melumpuhkan kekuatan Yerikho dan Ai. Namun, mereka memakai hikmat sendiri untuk melawan Israel, yaitu dengan berserikat (ay. 2).
Sebaliknya Gibeon merespons dengan iman (ay. 24, bdk. Rahab di 2:9-11), percaya bahwa Allah Israel sangat perkasa,
tidak mungkin dilawan. Sayangnya, mereka menggunakan hikmat manusia untuk menyelamatkan diri. Hikmat itu sesaat Nampak berhasil karena mereka mendapatkan jaminan keselamatan melalui ikatan perjanjian dengan Israel yang tidak bisa dibatalkan (ay. 15, 19). Namun, mereka harus menjadi tenaga rodi seumur hidup bagi Israel (ay. 21, 23, 27).
Namun, yang patut disesalkan justru bangsa Israel sendiri. Mereka tahu bahwa Tuhan telah memberikan kemenangan demi kemenangan terhadap bangsa-bangsa di Kanaan. Mereka menjadi terlalu percaya diri (bdk. 7:2-3) sehingga tidak mencari pimpinan Tuhan, dan akhirnya terpedaya oleh bangsa Gibeon. Hasilnya, mereka tidak dapat menuntaskan perintah Tuhan untuk sapu bersih penduduk Kanaan.
Seharusnya kita merespons karya Tuhan dengan iman dan dengan hikmat-Nya menyaksikan karya tersebut kepada sesama.