Dalam KBBI, kata degil berarti keras kepala atau kepala batu, alias tidak mau mengikuti nasihat orang. Jadi, bukan berarti bodoh atau tidak bisa belajar, melainkan tidak mau belajar.
Yesus berdukacita karena kedegilan orang-orang Farisi (ay. 5). Mereka sudah tahu bahwa Yesus berasal dari Allah dari kuasa Ilahi-Nya yang menyembuhkan orang sakit, bahkan mengampuni dosa. Yesus juga sudah menunjukkan penafsiran yang benar terhadap peraturan hari Sabat. Oleh karena itu, menolong orang sakit pada hari Sabat, berbuat baik kepada sesama merupakan tindakan yang sesuai dengan tujuan peraturan hari Sabat diberikan.
Sayangnya, orang-orang Farisi ini keras kepala! Mereka tidak mau menjawab pertanyaan Tuhan Yesus (ay. 4). Bukan karena mereka tidak mengerti, melainkan karena mereka tidak mau mengakui kebenaran pengajaran Tuhan Yesus. Mereka gengsi karena merasa diri sebagai pengajarpengajar Taurat yang pintar. Malah, mereka bersekongkol dengan sekelompok orang yang dikenal sebagai pengikut Herodes untuk membunuh Yesus (ay. 6). Duh, mereka seolah mengiyakan tindakan membunuh orang sebagai suatu hal yang diperbolehkan pada hari Sabat (bdk. ay. 4).
Mudah-mudahan kamu bukan orang yang kepala batu. Mendengarkan ajaran yang baik dan benar, tetapi menolaknya. Sebaliknya kamu menjadi pendengar dan sekaligus pelaku firman Tuhan. Inilah yang menyukacitakan hati Tuhan!