Awal yang tampaknya baik belum tentu menjamin akhir yang baik. Awal yang baik itu dicatat di kitab Yosua, Allah telah memberikan seluruh Kanaan kepada suku-suku Israel (Yos. 11:16, 23). 12 suku sudah mendapatkan tanah pusaka masing-masing. Tugas mereka kemudian adalah membersihkan wilayahnya dari penduduk Kanaan. Di sinilah mereka gagal!
Penduduk Bet-Sean, Taanakh, Dor, Yibleam, dan Megido berkeras kepala tidak mau menyerah (ay. 27). Jadi suku Manasye yang menyerah dan hanya menjadikan mereka sebagai tenaga rodi (ay. 28). Penduduk lembah memiliki perlengkapan perang yang hebat sehingga suku Yehuda tidak dapat menghalau atau memusnahkan mereka (ay. 19). Yerusalem letaknya di perbukitan yang merupakan benteng alami bagi suku Yebus untuk bertahan dari upaya suku Benyamin yang ingin mendudukinya (ay. 21). Sepertinya, alasan para suku ini tidak tuntas memunahkan suku-suku Kanaan ialah mereka mengambil jalan yang lebih mudah, yang kompromistis dengan suku-suku penyembah berhala ini. Hal ini bertentangan dengan perintah Tuhan (Ul. 20:16-18) dan merupakan pengingkaran terhadap perjanjian Sinai (2:1-2). Ada konsekuensi yang harus diterima (2:3). Sesal kemudian tidak berguna (2:4-5).
Tidak tuntas menaati perintah Tuhan sama saja dengan tidak setia. Jadi, jangan lalai untuk menuntaskan apa yang Tuhan perintahkan kepada kamu.