Kitab Hakim-hakim menunjukkan karakter Allah yang penuh dengan keadilan terhadap umat-Nya yang tidak setia. Dia bertindak sesuai dengan ikatan perjanjian-Nya dengan Israel. Ketidaksetiaan Israel diganjar dengan hukuman keras, berupa penjajahan musuh. ?Kutuk? tersebut tercantum dalam hukum Taurat (Imamat 26 dan Ulangan 28).
Namun di ujung ucapan kutuk selalu ada pengharapan umat akan dipulihkan setelah melalui masa penghukuman. Itulah belas kasih dan kasih setia Tuhan. Belas kasih-Nya nyata, saat Ia sendiri tidak tega untuk menghukum mereka. Maka hukuman sekeras apa pun tidak pernah dimaksudkan untuk memusnahkan sama sekali umat-Nya.
Hukuman keras ditujukan agar umat sadar akan keberdosaan mereka, dan bertobat. Dengan bertobat, Allah dapat memakai hukuman itu menjadi sarana pemurnian mereka dari tabiat dosa. Sehingga pada akhirnya mereka dapat dipulihkan kembali. Itulah kasih setia Allah.
Kitab Hakim-hakim menyaksikan kebebalan umat. Berulang kali mereka menyangkal Allah mereka dengan menyembah ilah-ilah bangsa sekeliling mereka. Berulang kali Allah menghukum mereka, dan berulangkali juga Dia menyelamatkan mereka. Itulah karakter panjang sabar Allah.
Puncak dari penyataan keadilan dan kasih setia Allah ialah kayu salib Kristus. Oleh keadilan Allah, Kristus mati menanggung dosa manusia. Oleh kasih setia-Nya, kematian-Nya memerdekakan kita dari penghukuman kekal-Nya.