Kalau sedang lelah, kadang perasaan kita tidak terkendali. Emosi cepat naik, apalagi kalau ada orang yang usil atau ngeyel.
Sayang sekali, kegemilangan kemenangan perang terhadap Midian yang sudah di tangan dinodai dengan pembalasan dendam. Penolakan orang-orang Sukot dan Pnuel memberikan bantuan kepada pasukan Gideon yang sedang kelelahan dan masih harus mengejar sisa-sisa Midian, wajar membuat Gideon kecewa. Namun, ancamannya terhadap kedua kota ini (ay. 7, 9) dan pembalasannya yang kejam (ay. 13-17) merupakan tindakan yang keliru. Sepertinya pembunuhan 2 raja Midian itupun bermotifkan dendam (ay. 18-21). Pembalasan Gideon terhadap Sukot dan Pnuel seolah menempatkan mereka sebagai musuh setara Midian. Sikap arifnya yang ditunjukkan kepada orang Efraim (ay. 2-3) sirna dan digantikan dengan sikap angkara murka. Perbuatannya itu seolah mencerminkan perasaan tersembunyinya bahwa dialah sebenarnya yang berjasa untuk memerdekakan Israel dari Midian.
Sombong dan dendam dekat sekali. Sombong ialah merasa diri berjasa, dendam muncul ketika kita diremehkan. Mintalah Tuhan untuk menjaga hatimu. Setiap keberhasilan adalah anugerah Tuhan. Sikap orang lain meremehkan kita, merupakan tanggung jawabnya sendiri. Kiranya Tuhanlah mengendalikan kita melalui Roh-Nya sesuai dengan buah Roh, penguasaan diri (Gal. 5:23).