Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Apa yang merupakan ambisi terselubung Gideon diwujudkan dengan terbuka dan kejam oleh salah seorang anaknya, Abimelekh. Namanya (?Abimelekh? berarti ?ayahku raja?) mencerminkan ambisi sang ayah. Yang dilakukan Abimelekh adalah perwujudan ambisi itu dalam tindakan nyata (ay. 5)!
Mengapa penduduk kota Sikhem mau saja menobatkan Abimelekh sebagai raja mereka? Tidakkah tindakan kejamnya membunuh saudara-saudaranya itu seharusnya menjadi tanda awas bagi mereka yang menjadi rakyatnya? Peringatan itulah yang disampaikan Yotam, salah seorang keturunan Gideon yang luput dari pembantaian keji tersebut. Peringatan itu dalam bentuk perumpamaan kepada penduduk Sikhem (ay. 7-15). Bila para pohon di hutan menerima semak duri sebagai raja mereka, pastilah kesudahannya semak duri itu akan melibas habis mereka (ay. 15)!
Peringatan Yotam sekaligus menjadi nubuat penghukuman buat Abimelekh dan penduduk Sikhem yang merajakannya (ay. 16-20). Sikap mereka merupakan pemberontakan terhadap Tuhan dan pemimpin yang diurapi-Nya (ay. 17-18). Sikap Abimelekh merupakan keserakahan dan ambisius!
Dunia selalu menggoda kita untuk serakah dan ambisius. Kalau kita tidak menjaga hati di hadapan Tuhan, hal tersebut akan menjadikan kita kejam dan menghalalkan segala cara!