Israel dipanggil sebagai sebuah bangsa, sebuah kerajaan. Sebagai entitas/wujud politik, ia memiliki wilayah, yaitu negeri Kanaan; undang-undang dasar, yaitu Perjanjian Sinai dan Hukum Tauratnya; rakyat, yaitu umat Israel; dan Raja, yaitu Yahweh. Gideon berkata, ?...Tuhan yang memerintah (sebagai raja atas) kamu? (8:23).
Kelak, Tuhan mengizinkan Israel memiliki raja manusia, seperti bangsa-bangsa lain (1Samuel 8). Namun Tuhanlah Raja utama dalam kehidupan Israel. Juga, kerajaan Israel dan raja manusianya harus bisa dibedakan dari kerajaan-kerajaan lainnya karena mendapatkan otoritasnya dari Allah sendiri.
Itu sebabnya, kerajaan yang dibangun oleh Abimelekh tidak bertahan lama. Selain, didirikan di atas darah saudara-saudaranya sendiri, kerajaan itu tidak direstui Allah. Kerajaan manusia yang berdiri atas dasar ambisi pribadi yang gila kuasa akan dihancurkan oleh Allah. Itu terbukti dalam sejarah Israel maupun bangsa-bangsa (misalnya kerajaan-kerajaan dalam penglihatan Daniel (Dan. 7).
Di kitab Daniel kita membaca Kerajaan yang berasal dari Allah akan berjaya (Dan. 2:44; 7:14). Kerajaan Allah ialah pemerintahan Allah di hati orang percaya. Maka, raja yang takut akan Allah akan memerintah bangsanya juga untuk menyembah Allah. Demikian juga setiap anak Tuhan yang hidup takut akan Allah akan menjadi saksi-Nya dalam berbagai aspek kehidupan.