Banyak orang Kristen memiliki sikap yang seolah Tuhan pasti memberkati mereka apa pun yang mereka lakukan. Termasuk orang Israel yang merasa diri bangsa pilihan, pasti selalu diberkati-Nya.
Tuhan memang mengasihi umat-Nya. Ia selalu mengirimkan penyelamat untuk umat-Nya saat menghadapi musuh (10:1-2, 3-5). Namun tidak berarti umat-Nya boleh hidup sembarangan, apalagi dengan berzina rohani (ay. 6). Tindakan mereka menyembah Baal dan Asytoret menunjukkan bahwa mereka tidak menganggap Tuhan sebagai Allah mereka. Pantaskah mereka menerima berkat-Nya?
Itu sebabnya, ketika mereka meminta belas kasih Tuhan agar diluputkan dari penderitaan karena musuh yang sedang menjajah mereka, Tuhan menjawab dengan tegas agar mereka meminta saja pertolongan dari para ilah yang mereka sembah (ay. 14). Bukankah mereka lebih percaya kepada dewa-dewi itu daripada kepada-Nya?
Namun, Tuhan tetap Tuhan. Kasih-Nya tidak berubah. Biarpun penderitaan mereka ialah karena ulah mereka sendiri, Dia tetap mengasihi mereka. Walaupun Dia tahu juga, kelak mereka akan mengulang kesalahan yang sama, Dia tetap mengampuni mereka!
Semoga kita tidak bebal dengan menganggap kemurahan Tuhan boleh dipermainkan. Ingat, Ia pasti mengganjar setiap Tindakan kita yang mengkhianati-Nya, kalau perlu dengan keras. Tujuannya hanya satu, supaya kita bertobat, dan tidak lagi hidup sembarangan!