Hakim-hakim mencatat salah satu masa kelam Israel. Masa ini dimulai dengan kegagalan suku-suku menaklukkan tuntas wilayah yang sudah diberikan Tuhan kepada mereka. Mereka tidak sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan, dan memilih opsi yang menguntungkan, yaitu tenaga kerja gratis. Ini suatu bukti tiadanya atau tidak bertumbuhnya buah Roh: Penguasaan diri. Penguasaan diri berarti kemampuan untuk menundukkan diri pada kehendak Allah, yaitu penguasaan Roh!
Hal ini juga terlihat dari para hakim yang Tuhan bangkitkan untuk menyelamatkan umat-Nya dari penjajahan bangsa-bangsa sekitar mereka. Beberapa hakim utama terlihat sulit mengendalikan diri mereka saat menghadapi sikap tidak simpatik kelompok orang atau suku tertentu pada masa kepemimpinan mereka. Misalnya, Gideon terhadap penduduk Sukot dan Pnuel; lalu Yefta, terhadap suku Efraim. Gideon dikuasai oleh kekayaan yang menggiurkan (Hak. 8:24-27) dan melampiaskannya dengan memiliki banyak istri (8:29). Simson lemah dalam mengendalikan nafsu seksnya (14:1-4; 16:1; 16:4). Bahkan perlawanannya terhadap orang Filistin bermotivasikan pembalasan dendam (16:28).
Tuhan menganugerahkan buah Roh: Penguasaan diri kepada orang percaya. Namun, harus dilatih dan dikembangkan. Dekatkan diri dan rendahkan hati di hadapan Tuhan serta sangkal keinginan daging. Galatia 5:25 ?Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh?.