Kejadian 15:1-6

Memercayakan diri

3 Februari 2022
Pdt. Hans Wuysang, M.Th., CLC
Memercayakan diri
Seorang ayah bermain dengan anaknya. Ia mengangkat anakNya itu dan melemparkan dia tinggi-tinggi, lalu menangkapnya kembali. Anak tersebut tertawa senang. Ia tidak takut karena ia percaya ayahnya akan menangkapnya sehingga tidak terbanting jatuh. Anak itu memercayakan dirinya kepada ayahnya.

Iman bukan sekadar percaya tetapi memercayakan diri. Abram belajar memercayakan diri kepada TUHAN bahwa Dia akan memenuhi janji-Nya memberikan keturunan kepada pasutri yang mandul tersebut (lih. 11:30). Sudah berapa tahun berlalu sejak janji pertama diberikan (12:1-3), kondisi mereka masih sama, sementara usia tidak bertambah muda. Sempat Abram mempertimbangkan mengadopsi hambanya yang senior untuk mengelola kekayaannya untuk merawatnya pada masa tuanya (ay. 2-3). Suatu kebiasaan yang berlaku pada masa itu.

Namun, melalui penegasan TUHAN (ay. 4-5) bahwa anak kandungnyalah yang akan menjadi pewarisnya dan akan menjadi bangsa yang besar iman Abram diteguhkan. Berapa lama Abram harus menunggu lagi? Tidak tahu! Abram harus belajar memercayakan diri pada Allah. Itu yang dilakukannya, dan TUHAN memperhitungkan iman Abram sebagai kebenaran (ay. 6)!

Sesungguhnya TUHAN adalah perisai Abram (ay. 1). Dia juga perisai kehidupan kita, pasutri yang dikasihi dan mengasihi-Nya. Percayalah bahwa Dia pasti memelihara kehidupan kita. Percayakanlah dirimu kepada pimpinan-Nya.
GEMA CATALOG
Marilah bersama-sama bergabung dalam lingkaran doa orang percaya untuk mendoakan sesama, keluarga, bahkan musuh kita sekalipun. Kita juga mendoakan untuk lingkungan dan negara kita.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.bahteraindonesiacerah.or.id | Bahtera Indonesia Cerah Copyright 2021. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design