Sesawi di sini bukan sayur sawi yang kita kenal, melainkan sejenis tanaman pohon yang tingginya bisa mencapai tiga meter, daunnya rindang, tetapi biji benihnya sangat kecil. Yang penting dari perumpamaan ini ialah dari benih yang sangat kecil menghasilkan pohon yang sangat besar.
Kerajaan Allah ialah seperti biji sesawi (ay. 31). Permulaannya kecil, seolah tidak berarti. Akan tetapi, setelah bertumbuh menjadi besar sehingga burung-burung dapat bersarang (ay. 32). Perumpamaan ini mengajarkan para murid untuk tidak berkecil hati, kalau mereka sebagai pengikut Yesus hanya berjumlah sedikit. Bagaimana mereka dapat mempengaruhi dunia ini agar percaya kepada Yesus dan menyembah Allah? Belum lagi penolakan yang mereka hadapi dari pemuka agama, juga kelak dari pemerintah Romawi. Sepertinya pekerjaan yang mustahil.
Ingat perumpamaan sebelum ini. Yang menumbuhkan benih firman ialah Allah sendiri. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Perumpamaan ini sungguh tepat menggambarkan pertumbuhan yang merupakan misteri Ilahi. Bukti sejarah ada di depan mata kita. Mulai dari 12 murid Yesus, sekarang gereja berdiri di mana-mana di penjuru dunia.
Kita anak-anak Tuhan harus merespons dengan iman, dan ketaatan menjadi agen Allah dalam memberitakan kabar baik ini. Serta jadi bukti perubahan rohani kita karena karya Kristus.