Injil Yohanes menyebut bahwa ?Pada mulanya adalah Firman,...Firman itu adalah Allah,...Firman itu telah menjadi manusia? (Yohanes 1:1, 14). Yesus adalah Firman yang menjadi manusia. Dialah Sang Firman.
Sebagai Firman, Yesus sepenuhnya menyatakan Allah kepada manusia. Kalau pada masa Perjanjian Lama, Allah menyatakan diri-Nya melalui para hamba-Nya, yaitu nabi, imam, raja, dan orang-orang saleh lainnya. Maka pada masa Perjanjian Baru, Allah menyatakan diri-Nya secara penuh di dalam Kristus (Ibrani 1:1-4).
Maka Yesus bisa berkata bahwa barangsiapa pernah melihat Dia, ia sudah melihat Bapa (Yohanes 14:9). Melihat Yesus, berarti melihat Bapa. Percaya Yesus berarti percaya Bapa. Mendengarkan pengajaran Yesus, berarti mendengarkan pengajaran Bapa. Melakukan firman Yesus, berarti melakukan firman Bapa.
Paulus mengungkapkannya sedikit berbeda, ?Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang ...menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus? (2Timotius 3:15). Kitab Suci yang dimaksud ialah Perjanjian Lama. Jadi Perjanjian Lama menunjukkan kepada kita Kristus yang dapat menuntun kita pada keselamatan.
Jadi bagaimana memahami Kristus sebagai Firman Allah? Kita harus sepenuhnya tunduk pada pengajaran dan kehendak Kristus yang sudah dinyatakan lewat Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Juga kita meneladani karakter dan perbuatan-Nya yang mewujudkan kehendak Allah.