Rut 1:15-18

Kesetiaan seorang menantu

30 April 2022
Pdt. Hans Wuysang, M.Th., CLC
Kesetiaan seorang menantu
Prinsip Alkitab jelas: Pernikahan itu seumur hidup. Baik dan buruk ditanggung bersama. Apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh dipisahkan oleh manusia. Hanya kematian yang dapat memisahkan pasutri.

Namun, Rut memilih sikap jauh melampaui apa yang Alkitab perintahkan. Walaupun Naomi sudah membebaskannya dari ikatan kewajiban mengabdi pada keluarga Elimelekh, Rut bergeming. Ia menetapkan pilihannya untuk terus mengikut Naomi. Mengapa?

Jawaban Rut di ayat 16-17 membukakan kepada kita isi hatinya. Di atas segalanya adalah imannya kepada Allah Israel (ay. 17). Iman Rut didapat saat ia masuk menjadi bagian dalam rumah tangga besar Elimelekh. Imannya bertumbuh dalam lingkungan yang menyembah TUHAN, dan bukan dewa-dewi yang biasa disembah oleh bangsanya, Moab. Kepercayaan keluarga ini kepada pemeliharaan TUHAN, walau sempat diciderai dengan larinya mereka ke Moab, membawa Rut pada keyakinan monoteisme, bahwa hanya TUHAN Allah satu-satunya. Maka dengan berani ia menolak agama bangsanya, yang dikenal menyembah dewa Kamos. Kesiapannya mengikut Naomi merupakan wujud nyata kesetiaannya kepada TUHAN.

Tidak ada rumah tangga Kristen yang sempurna. Namun, belajar setia kepada Tuhan, dan dengan demikian juga setia kepada pasangan dan anak-anak, merupakan kesaksian yang penting bagi anak-anak kita dan keluarga besar bahkan handai taulan.
GEMA CATALOG
Marilah bersama-sama bergabung dalam lingkaran doa orang percaya untuk mendoakan sesama, keluarga, bahkan musuh kita sekalipun. Kita juga mendoakan untuk lingkungan dan negara kita.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.bahteraindonesiacerah.or.id | Bahtera Indonesia Cerah Copyright 2021. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design