Risiko menjadi murid Yesus ialah mengalami penolakan, seperti Sang Guru mereka yang ditolak oleh para pemuka agama, bahkan kelak dibunuh. Yohanes Pembaptis merupakan contoh martir pertama dari era Perjanjian Baru.
Catatan Markus ini ditulis setelah Yohanes dieksekusi oleh raja Herodes (ay. 16), yang semula hanya memenjarakan Yohanes karena teguran kerasnya akan perzinaan yang dilakukan Herodes. Rupanya yang sakit hati bahkan mendendam ialah Herodias (ay. 19). Dengan akal busuknya, melalui anak perempuannya, ia menjebak Herodes untuk memenggal kepala Yohanes.
Herodes ialah contoh pemimpin yang buruk. Pertama, ia menolak teguran yang benar dengan menyalahgunakan kekuasaannya untuk memenjarakan si penegur. Kedua, ia mengumbar janji tanpa memikirkan akibatnya (ay.22-23). Bahkan setelah tahu akibatnya, ia tidak berupaya memperbaikinya. Ibarat nasi sudah menjadi bubur, ia hanya bisa tenggelam dalam penyesalan. Terlihat, rasa bersalah yang menghantui Herodes, saat mendengar tentang popularitas Yesus, yang disangkanya sebagai Yohanes yang bangkit kembali.
Menolak pemberitaan kabar baik memang bisa berakibat fatal. Karena berarti memilih tetap hidup di dalam dosa, dengan konsekuensi kematian kekal. Ditegur memang tidak enak. Akan tetapi lebih baik sakit sedikit karena ditegur, daripada menanggung rasa bersalah yang tidak dapat dihapus seumur hidup!