1 Samuel 11:12-15

Kebesaran seorang pemimpin

21 Juni 2022
Pdt. Hans Wuysang, M.Th., CLC
Kebesaran seorang pemimpin
Kebesaran seorang pemimpin bukan hanya terletak kemampuannya memimpin untuk menang atau maju. Melainkan juga bagaimana ia mengelola masalah internal di dalam kepemimpinannya.

Dulu, hakim Gideon pernah diperhadapkan situasi yang serupa (Lih. Hak. 8:4-17). Ketika ia dan pasukannya sedang mengejar musuh Israel, raja-raja Midian, penduduk kota Sukot dan Pnuel menolak untuk membantunya. Setelah Gideon berhasil menawan raja-raja Midian tersebut, ia melampiaskan dendamnya dengan menganiaya penduduk kedua kota tersebut.

Tindakan Saul justru sebaliknya. Ia tidak membalas dendam kepada orang-orang yang pernah menolak mengakuinya sebagai raja (ay. 13). Tindakan Saul ini bijaksana. Ia baru memulai pemerintahannya, dan tidak membutuhkan musuh di dalam kerajaannya. Dengan merangkul mereka justru kerajaannya menjadi teguh.

Sementara itu Samuel mengajak seluruh komponen bangsa untuk meresmikan jabatan raja dengan upacara formal maupun ritual (ay. 14-15). Membaharui jabatan raja juga bisa dipahami sebagai meneguhkan pilihan Allah, Sang Raja utama Israel atas Saul. Sehingga Teokrasi, yaitu Allah sebagai Raja utama tetap ditegakkan!

Memang penting untuk bersikap arif kepada mereka yang pernah menolak kita. Rangkullah dalam kasih Yesus sebagai saudara dan sahabat. Ingat kepemimpinan dan kepelayanan kita berasal dari Allah, bukan dari diri sendiri.
GEMA CATALOG
Marilah bersama-sama bergabung dalam lingkaran doa orang percaya untuk mendoakan sesama, keluarga, bahkan musuh kita sekalipun. Kita juga mendoakan untuk lingkungan dan negara kita.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.bahteraindonesiacerah.or.id | Bahtera Indonesia Cerah Copyright 2021. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design