Munafik artinya berpura-pura baik, atau bermuka dua, atau ?lain di kata, lain di hati?. Orang bisa saja kelihatan baik, suka menolong, suka berkata-kata mengenai kewajiban beragama, dst. Akan tetapi, hatinya merencanakan bagaimana mendapatkan untung dari perbuatan baiknya, dst.
Yesus menegor keras para pemuka agama Yahudi sebagai munafik. Mereka ketat dalam menjalankan berbagai ritual Taurat (ay. 3-4), sehingga kelihatan saleh. Padahal hati mereka hanya memikirkan keuntungan sendiri. Yesus memberikan contoh yang menunjukkan kelicikan dan kemunafikan mereka. Orang bisa mengelakkan tanggung jawab memelihara orang tua, sesuai perintah ?Hormatilah orang tuamu? dengan cara mempersembahkan uang mereka untuk ritual (ay. 10-12).
Yesus juga menunjukkan bahwa tuduhan para pemuka agama Yahudi kepada para murid Yesus (ay. 5) adalah salah. Bukan apa yang masuk ke perut yang menajiskan seseorang, melainkan apa yang keluar dari hati seseorang yang bisa menajiskan hidup. Pikiran yang merencanakan perkara jahat, itulah yang membuat hidup seseorang najis di mata Tuhan.
Mari kita hidup dengan tulus. Apa yang kita pikirkan, yang sesuai dengan firman Tuhan, itulah yang kita perbuat. Masukkan dalam hati dan pikiranmu firman Tuhan, agar yang keluar dari mulutmu dan tindakanmu memberkati orang lain.