Inilah satu-satunya kejadian yang dicatat oleh Injil-Injil mengenai mukjizat penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus melalui dua tahapan. Sebenarnya kisah penyembuhan orang yang buta ini memiliki kesamaan dengan kisah penyembuhan orang tuli dan gagap. Kedua orang tersebut pernah mengalami indera yang sehat, lalu mengalami masalah. Bahwa orang buta ini dahulu pernah melihat ditunjukkan dengan ketika pada tahap pertama kesembuhannya, orang tersebut walau masih rabun, bisa mengenali sosok-sosok orang yang ia lihat (ay. 24).
Mengapa Yesus menyembuhkan orang buta ini melalui suatu proses bertahap? Sepertinya Yesus ingin mengajarkan sesuatu kepada para murid, yang walau melihat, namun tidak memahami dengan jelas apa yang mereka lihat (ay. 18). Mereka seperti orang buta ini, yang pada tahap pertama sudah melihat, namun belum mampu melihat dengan jelas! Para murid bisa mengenali dan memercayai mukjizat yang Yesus lakukan. Akan tetapi untuk memahami tujuan pengajaran dan mukjizat Yesus itu ternyata memerlukan proses yang panjang.
Bertumbuh perlu proses. Itu yang bisa kita pelajari dari kisah penyembuhan ini. Pertama, perlu keselamatan. Yaitu dilepaskan dari belenggu dosa. Kedua, perlu pengudusan terus menerus. Kiranya kita bersedia terus menerus dikuduskan oleh firman-Nya, dengan cara menaatinya.