Konfrontasi para pemuka agama Yahudi dengan Yesus terus memuncak. Pada puncaknya, mereka akan menghasut orang banyak untuk akhirnya menyalibkan Yesus. Kalau berhasil, mereka akan menganggap hal tersebut sebagai kemenangan! Akan tetapi, Yesus yang tahu kehendak Allah sejak semula, melalui perumpamaan ini membongkar kejahatan mereka.
Perumpamaan ini menempatkan para pemuka ini sebagai musuh-musuh Allah. Merekalah penggarap-penggarap yang tidak tahu diri, yang tidak menghormati perjanjian kerja mereka dengan pemilik kebun anggur. Mereka bahkan membunuh sang pewaris kebun anggur supaya dapat mengangkangi kebun anggur tersebut. Tidak heran kalau perumpamaan ini diakhiri dengan pemilik kebun anggur akan membunuh penggarap-pengggarap tersebut dan menyerahkan kebun anggur itu kepada orang lain. Inilah gambaran bagaimana keselamatan dari Allah yang ditolak oleh bangsa pilihanNya sendiri dberikan kepada bangsa-bangsa lain.
Gereja sejak era Perjanjian Baru mengutip ayat 10, ?Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru...? dan memahaminya sebagai Tuhan Yesus yang telah disalib, namun melalui kematian-Nya gereja didirikan untuk keselamatan semua bangsa.
Perumpamaan ini bukan mengajak kita untuk membenci orang Yahudi. Sebaliknya untuk mendoakan mereka agar mata hati mereka dicelikkan untuk menerima Sang Anak sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.