Berkata jujur yang keluar dari hati yang tulus tidak mudah. Lebih mudah kita mengeluarkan kata-kata sopan, manis, padahal penuh dengan sumpah serapah, penuh kemunafikan. Itulah kenyataan manusia berdosa.
Kata-kata sopan dan manis yang ditujukan kepada Yesus oleh persekongkolan orang Farisi dan orang Herodian ini bisa digolongkan kata-kata munafik. Orang Farisi adalah sekelompok ahli Taurat yang biasanya bermusuhan dengan orang Herodian, yaitu para pengikut raja Herodes. Mereka bisa bersatu karena rupanya mereka sedang melawan musuh bersama, yaitu Tuhan Yesus. Sudah pasti mulut manis mereka kepada Yesus bertujuan menghancurkan-Nya.
Kalau Yesus menjawab bahwa tidak boleh membayar pajak kepada kaisar, maka orang Herodian akan menuduh Yesus memprovokasi pemberontakan melawan pemerintah Romawi. Sebaliknya, kalau Yesus menganjurkan untuk membayar pajak, orang Farisi akan menuding Yesus tidak pro-rakyat, alias pengkhianat bangsa.
Yesus, tidak terjebak dengan upaya licik mereka. Sebaliknya, Ia memberikan prinsip penting yang harus menjadi nomor satu. Berikanlah kepada Allah, apa yang menjadi hak Allah (ay. 17). Maka semua yang lain akan mendapatkan tempatnya masing-masing. Jawaban Yesus membungkam niat jahat para musuh-Nya.
Hati tulus kunci untuk berkata jujur. Dengan hati tulus kita akan tahu kepada siapa kita harus membayar kewajiban kita.