Sinta meminta supir taksi untuk membawanya ke alamat rumahnya. Namun, Sinta menjadi takut saat dia tidak mengenali jalan yang pak supir ambil. Oh, ternyata jalan biasa ditutup maka harus melewati jalan lain. Terkadang, seperti Sinta, kita takut dan tidak mengerti kenapa hal-hal terjadi di kehidupan kita.
Kita menyaksikan Yesus bukan saja ditangkap namun Ia dikhianati oleh murid-Nya, Yudas (ay. 43-45), dan ditinggalkan oleh murid-murid-Nya yang lain (ay. 50-51), dan sebentar lagi disangkali oleh Petrus. Semua itu merupakan bagian dari dosa-dosa manusia yang harus Yesus tanggung. Termasuk pula di dalamnya pengkhianatan dan penyangkalan kita saat menghadapi tantangan karena mengikut Dia.
Namun, saat Tuhan ditangkap, Ia tetap pegang kendali. Ia tetap Tuhan yang Mahakuasa. Justru Tuhan rela ditangkap karena Ia sedang menjalankan misi-Nya. Ia tahu bahwa dengan Ia ditangkap, Ia akan menyelamatkan orang-orang berdosa dan menanggung hukuman-hukuman yang seharusnya manusia tanggung karena dosa-dosa mereka.
Saat ini, kita tahu bahwa Tuhan memegang kendali dalam situasi yang mungkin kita tidak mengerti, tetapi Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita. Oleh karena itu, apa pun yang terjadi sekarang dalam hidup kita, mari kita bawa dalam doa dan keyakinan bahwa Ia memegang kendali hidup kita.