Saat-saat Natal, mal dan tempat-tempat umum sering sekali memutar lagu Natal. Kebanyakan memutar lagu Natal yang sekuler (bukan rohani), tapi satu-dua kali kita bisa mendengar lagu Natal yang menceritakan tentang Tuhan Yesus. Mungkin orang yang memutarnya tidak sengaja, tapi kebesaran Tuhan memang tidak bisa disembunyikan.
Yesus diolok-olok dan dianiaya oleh para prajurit (ay.17-19). Tidak sampai disitu saja, mereka mau menyiksa-Nya lebih lagi dengan mengenakan mahkota duri dan hmemberikan jubah ungu kepada-Nya. Mereka melakukan hal tersebut untuk mengolok pernyataan Tuhan bahwa Dialah raja orang Yahudi.
Teman-teman, ada sisi ironis dari siksaan para prajurit terhadap Yesus. Dengan memakaikan mahkota dan jubah tersebut, mereka sedang mengekspresikan kebenaran bahwa Yesus-lah raja orang Yahudi. Kita diingatkan sekali lagi bahwa bahkan di saat Yesus disiksa dan dijatuhkan harga diri-Nya, Dia tetap Anak Allah yang berkuasa. Perilaku manusia tanpa sadar menyetujui bahwa Yesus lah yang patut dipuji dan disembah.
Beberapa hari ke depan, kita akan membaca tentang Yesus disalib, mati, dan dikuburkan. Mari kita ingat dan simpan baik-baik dalam hati kita bahwa Tuhan kita berkuasa dan Dialah Anak Allah. Segala sesuatu yang akan dilalui-Nya tidak mengurangi fakta bahwa Tuhan berkuasa.