Hari Pentakosta yang dicatat di Kisah Para Rasul pasal 2 ini bisa disebut sebagai hari lahirnya Gereja. Ya, oleh karya Roh Kuduslah, umat percaya mengalami kehadiran-Nya secara menetap dalam hidup mereka. Maka, bukan sekadar tanda-tanda lahiriah yang menjadi bukti kuasa dan urapan-Nya pada umatNya (ay. 2-4). Tanda lahiriah itu hanyalah fenomena dari kuasa yang jauh lebih besar yang terjadi pada para murid.
Tanda lahiriah itu adalah bahasa-bahasa asing yang keluar dari mulut mereka untuk dimengerti oleh orang Yahudi perantauan yang sedang berkumpul di Yerusalem (ay. 5-11). Namun, walau mengejutkan banyak orang, tidak semua orang melihatnya secara positif. Sebagian bahkan menganggap para rasul ini sedang mabuk anggur (ay. 13).
Hanya ketika Petrus berbicara menguraikan firman Tuhan dari Perjanjian Lama di perikop setelah ini baru terlihat dampak positif pencurahan Roh Kudus tersebut (ay.14-36); yaitu pertobatan (ay. 37). Oleh urapan Roh para murid diubahkan menjadi saksi-saksi Kristus yang berani dan berotoritas/berkuasa untuk menyaksikan Tuhan mereka.
Karya Roh Kudus memang terlihat paling dahsyat pada orang berdosa yang bertobat, dan pada orang percaya, memililki keberanian kudus dan otoritas Ilahi untuk memberitakan Injil. Tandatanda lahiriah tidak menjadi jaminan orang menjadi percaya dan bertobat.